Ramallah (ANTARA News) - Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Rabu, menuntut pemerintah Israel untuk melindungi orang Palestina dari serangan pemukim Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan.

Direktur Operasi ICRC di Timur Tengah dan Afrika Utara, Peatrice Megevand-Rogo dalam siaran pers yang dikirim kepada Xinhua mengatakan, "Kami mengulangi seruan kami kepada Israel agar berbuat lebih banyak guna melindungi orang Palestina, tanah mereka dan pertanian mereka di Tepi Barat dari kekerasan pemukim Yahudi, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Menurut pernyataan tersebut, aksi kekerasan yang mengganggu seringkali dilakukan oleh pemukim Yahudi terhadap penduduk Palestina menghalangi petani untuk mengolah tanah dan mencegah mereka sampai ke lahan.

Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA), yang menguasai Tepi Barat, menyerukan penghentian total kegiatan permukiman di wilayah itu.

PNA menolak untuk memulai lagi pembicaraan perdamaian , yang macet, sampai Israel menghentikan kegiatan permukiman.

Amerika Serikat telah berusaha menjembatani jurang pemisah antara kedua pihak agar melanjutkan pembicaraan mereka, yang telah macet sejak Desember 2008.

Dalam kunjungannya ke markas Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan mengenai proses perdamaian yang macet antara Israel dan Palestina bahwa ia berharap perundingan serius antara Israel dan Palestina akan dimulai tahun ini.

Pernyataan ICRC itu mengutuk tindakan keamanan Israel yang diberlakukan guna menghalangi gerakan penduduk Palestina di Tepi Barat, akibat keberadaan pos pemeriksaan keamanan Israel di seluruh Tepi Barat.

Pernyataan tersebut juga menganggap tembok pemisah yang telah didirikan Israel di Tepi Barat sebagai penyitaan harta orang Palestina dan melanggar hukum hak asasi manusia serta internasional.

Megevand-Rogo juga mengutuk rencana pembangunan Israel dan dihalanginya orang Palestina untuk memperoleh izin yang diperlukan guna membuat rumah baru atau bahkan memperbaiki rumah mereka.(C003/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010