Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan anak dr. Mesty Ariotedjo bersama rekan-rekannya di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sampai saat ini mendukung pembelajaran jarak jauh untuk anak-anak di masa adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi COVID-19.

Salah satu alasannya, terkait temuan penelitian yang menunjukkan potensi anak menjadi pembawa (carrier) virus. Ketika anak terutama di bawah usia lima tahun terinfeksi virus, virus yang dibawanya bisa lebih banyak 10-100 kali lipat dibandingkan yang dibawa orang dewasa.

"Artinya dipikirkan kemungkinan mereka menularkan ke orang lain itu jauh lebih besar dibandingkan dewasa," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis.

Faktor kekebalan tubuh anak yang belum sempurna bisa menjadi salah satu alasan jumlah virus atau viral load mereka lebih tinggi dari orang dewasa.

Lebih lanjut, jika anak-anak membawa virus, lalu di rumahnya ada anggota keluarga yang sudah berusia di atas 70 tahun atau lanjut usia dan penyandang penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes, maka mereka bisa lebih berisiko tertular virus.

Baca juga: Nadiem terapkan pembelajaran jarak jauh demi keuntungan pribadi? Ini faktanya

Baca juga: KPAI: Kondisi psikologi ortu berdampak pada kekerasan terhadap anak

"Ketika anak-anak sekarang sekolah, lalu bertemu orangtuanya atau bahkan kakek neneknya, atau jika orangtuanya punya hipertensi, maka ini akan berisiko sekali. Oleh karena itu, dari IDAI masih tetap sama adalah tetap pembelajaran jarak jauh," tutur Mesty.

Di sisi lain, anak-anak terutama usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) belum memahami protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan aturan mengenakan masker. Belum lagi ada kemungkinan mereka bertukar-tukar masker.

Sebenarnya di masa anak-anak masih belajar dari rumah seperti saat ini, orangtua bisa kembali menanamkan pada anak perilaku hidup bersih dan sehat dan penerapan protokol kesehatan.

Orangtua bisa mengajarkan sembari mencontohkan anak mencuci tangan sebelum beraktivitas. Caranya harus tepat yakni menggunakan air mengalir selama 20 detik hingga langkah mencuci tangan yang dianjurkan para pakar kesehatan.

Mereka juga bisa mengajari menggunakan masker di rumah. IDAI merekomendasikan ini diajarkan pada anak usia di atas 2 tahun.

"Anak diajarkan sama-sama pakai masker. Ketika anak mulai sekolah, dia sudah terbiasa menggunakan masker. Lalu jaga jaga jarak, yang terbaik kalau bisa di rumah saja," demikian kata Mesty.

Baca juga: Olahraga bisa tingkatkan kapasitas kognitif anak

Baca juga: Nadiem Makarim paparkan sejumlah kendala selama PJJ

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020