Jakarta (ANTARA) - Hasil lelang spektrum frekuensi untuk 5G di Prancis diumumkan hari ini, operator seluler harus merogoh kantong hingga 2,4 miliar euro untuk sewa frekuensi.

Lelang frekuensi di Prancis sudah tertunda dua kali sejak awal tahun ini, dikutip dari Reuters, Rabu. Lelang tersebut diikuti operator seluler Orange, SFR Altice Europe, Buoygues Telecom dan Iliad, diawasi oleh regulator Arcep.

Pemerintah Prancis mengatakan secara umum spektrum 5G mencapai 2,17 miliar euro untuk harga bawah atau floor price, untuk spektrum 310MHz.

Baca juga: Google umumkan ponsel 5G pertama, Pixel 4a dan Pixel 5

Baca juga: Inggris minta Jepang bangun jaringan 5G sebagai alternatif Huawei


Prancis sepakat untuk menjual frekuensi 50MHz ke masing-masing operator seluler seharga 350 juta euro, atau total 1,4 miliar euro.

Sisa 110MHz lainnya dilelang, berupa blok 10MHz dengan harga minimum 70 juta euro, atau total 770 juta euro. Lelang tersebut berlanjut sampai perusahaan meminta blok lainnya, selain 11 yang dilelang tersebut.

Harga satu blok untuk frekuensi 10MHz mencapai 90 juta euro, menurut keterangan dari Arcep. Harga minimum untuk spektrum 5G naik dari 220 juta menjadi sekitar 2,4 miliar euro.

Menurut Arcep, Orange meminta lima blok, SFR 3 blok, Buoygues Telecom 3 blok dan Iliad 2 blok.

Jaringan 5G di Prancis menjadi perdebatan karena sejumlah wali kota meminta negara menunda jaringan tersebut untuk segera digelar karena berpotensi menimbulkan risiko kesehatan.

Baca juga: Solusi IoT berkembang pesat di masa 5G

Baca juga: Indonesia siapkan infrastruktur hingga ekosistem jaringan 5G

Baca juga: Google minta pengembang Android bersiap sambut era 5G

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020