Jakarta (ANTARA) - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali dijalankan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, setelah sebelumnya sempat adanya kelonggaran yang membuat gairah industri otomotif di Indonesia bangkit.

4W Marketing Director PT SIS, Donny Saputra mengungkapkan bahwa Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan adanya penurunan jumlah penjualan pada periode Maret-April 2020 dan saat ini sedang memasuki periode recovery.

"Gaikindo menjelaskan pada Maret-April 2020, market turun 600 ribu. Di suzuki selama pandemi ini terbagi tiga periode, yakni periode Adaptasi sebagai periode awal pandemi, lalu periode Transisi, setelah itu periode recovery," ungkap Dony pada saat bincang virtual bersama Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT), Rabu.

Dony melanjutkan bahwa pada periode adaptasi terdapat adanya kondisi penurunan pada periode April-Mei, yang biasa disebut dengan kondisi negatif. Lalu, pada periode Juni-Juli yang disebut oleh Suzuki periode kedua, keadaan industri otomotif Indonesia mulai membaik.

Baca juga: Ertiga dominasi ekspor Suzuki ke Meksiko

Baca juga: Kinerja bengkel body repair Suzuki justru naik saat pandemi


"Semoga periode ketiga, yakni Agustus-September ini semakin membaik lagi bahkan hingga akhir tahun ini," jelas dia.

Dony menilai untuk mengembalikan keadaan seperti semua, tidak hanya pemerintah yang harus berperan namun produsen otomotif juga harus ikut terjun.

"Yang bisa mempengaruhi kontraksi market sejauh ini adalah kondisi ekonomi, dimana saat ini cenderung negatif. Lalu yang kedua adanya stimulus produk. Stimulus produk merupakan kewajiban dari produsen. Stimulus ketiga adalah regulasi pemerintah," kata dia.

Stimulus produk yang saat ini sedang diusulkan, yakni kebijakan pajak kendaraan baru nol persen akan memberikan dampak yang baik untuk kemakmuran dan juga keberlangsungan dari industri otomotif Indonesia.

"Jadi apabila bulan September - Desember ini terdapat stimulus, maka akan mendorong tren positif. Terkait resesi, pastilah ada dampaknya, tetapi tinggal bagaimana kita meminimalisirnya saja," tutur dia.

Sementara itu kehadiran kendaraan niaga dari New Carry Pick Up memiliki peran yang cukup besar dari segi ritel kontribusi, yakni mencapai 55 persen.

Sementara itu, kendaraan penumpang dari All New Ertiga menyumbang sebesar 15 persen dan Suzuki XL7 11 persen. Besarnya kontribusi kendaraan niaga karena didorong faktor kebutuhan perusahaan untuk mencari pendapatan.

Baca juga: Suzuki: Permintaan "test drive" di rumah naik selama pandemi

Baca juga: Suzuki Jimny jadi mobil niaga di Inggris

Baca juga: 71 pegawai positif corona, Suzuki kurangi produksi sebanyak 50 persen
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020