Kuala Lumpur (ANTARA) - Institut Otomotif, Robotika, dan IoT Malaysia (MARii) lembaga di bawah Kementrian Industri dan Perdagangan Internasional dan Sengenics Sdn. Bhd. meluncurkan ImmuSAFE COVID+ biochip yang merupakan alat deteksi COVID-19 pelengkap PCR.

Peluncuran yang berlangsung di kantor pusat MARii Cyberjaya, Rabu, dihadiri oleh Direktur Utama MARii Dato 'Madani Sahari, Direktur Utama Sengenics Sdn. Bhd. CEO Dr Arif Anwar, Penasihat Pengobatan dan Pengurusan Data Kesehatan MARii, Dr Faizal Anwar dan Direktur Sengenics Sdn Bhd, Johan Hafiz Iskandar.

ImmuSAFE adalah tes serologi COVID-19 berbasis laboratorium, multi-antigen dan multi-domain pertama di dunia (pemeriksaan serum darah) yang terdiri dari sembilan domain atau wilayah yang divalidasi secara fungsional dari protein N dan S dari SARS-CoV-2 yang diekspresikan menggunakan Sengenics teknologi pelipatan protein KREX.

Datuk Madani Sahari mengatakan kit alat uji tersebut kini sudah siap untuk dipasarkan namun masih menunggu izin pihak Berkuasa Peranti Perubatan (MDA).

Dia mengatakan ImmuSAFE yang juga kit uji pertama di dunia yang bisa mendeteksi berbagai antigen dan bagian (domain) sel virus melalui tes darah mampu memberi ketepatan dan sensitivitas hingga 100 persen.

"Sasaran produk ini adalah pihak industri. MARii yang berada bawah Kementerian Perdagangan Antarabangsa dan Industri ingin agar banyak industri beroperasi kembali," katanya.

Pihaknya ingin memahami status pekerja dalam pelbagai industri selain mengetahui dimana mereka serta kondisi mereka terhadap COVID-19.

"Kami mau tahu berapa banyak daripada mereka yang mempunyai daya ketahanan terhadap COVID-19 dan antibodi mereka dalam industri.
Keutamaan kami adalah untuk bekerjasama dengan industri dan coba memahami status pekerja karena kami tidak mau menutup ekonomi kita sekali lagi," katanya.

Dia ingin agar industri berkembang dan jika ada peningkatan kasus kita mempunyai infrastruktur yang bisa memahami dengan lebih baik.

"Kit ini bukan bertujuan untuk menggantikan ujian RT-PCR yang kini digunakan dalam mendeteksi COVID-19. Sebaliknya dia adalah uji tambahan yang apabila digunakan bersama mampu memberi gambaran lengkap mengenai seseorang dijangkiti atau tidak dan jika mereka dapat membangun daya ketahanan terhadap virus SARS-CoV-2," katanya.

Baca juga: Malaysia menjadi bagian dari rencana vaksin Covax
Baca juga: Malaysia umumkan 1.195 kasus COVID-19 di Sabah
Baca juga: India dominasi kasus COVID-19 impor di Malaysia

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020