Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman menyatakan berinvestasi pada instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018 dapat membantu membangun negeri.

“Investor bukan hanya berinvestasi tapi juga membangun negeri karena hasilnya akan dipakai untuk membiayai APBN,” katanya dalam peluncuran ORI018 di Jakarta, Kamis.

Luky menuturkan berinvestasi pada ORI018 dapat membangun negeri karena membantu pemerintah dalam membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai 6,34 persen.

Ia menuturkan defisit APBN itu terjadi karena pemerintah menggelontorkan anggaran belanja sangat tinggi dibandingkan realisasi penerimaan negara dalam rangka membantu masyarakat mengatasi dampak pandemi COVID-19.

Luky menjelaskan terdapat tiga fokus
pemerintah dalam meningkatkan belanja yaitu sektor kesehatan, bantuan perlindungan sosial, dan dukungan dunia usaha khususnya untuk UMKM.

“Maka dari itu pemerintah berinovasi meluncurkan SBN ritel yang hari ini kita luncurkan ORI018,” katanya.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan menyatakan tujuan dari penerbitan SBN ritel ORI018 juga sebagai upaya dalam menumbuhkan budaya masyarakat yang sadar berinvestasi.

“Kita harapannya generasi milenial yang sekarang memiliki investasi dengan jumlah terbatas tapi berikutnya begitu pendapatan meningkat jadi porsi yang diinvestasikan semakin tinggi,” katanya.

Deni mengatakan jika masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk berinvestasi maka Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam pembiayaan pembangunan dan tidak bergantung dari dana investor asing.

“Karena investor domestik mau yang ritel atau pun tradisional sudah sanggup bisa membantu kita membiayai pembangunan,” tegasnya.

Sebagai informasi, pemerintah menerbitkan instrumen Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018 dengan tingkat kupon 5,7 persen per tahun dengan masa penawaran mulai 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020.

Penerbitan ORI018 ini mempunyai tenor tiga tahun dengan tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2023.

Masyarakat dapat membeli obligasi ritel ini dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum pemesanan Rp3 miliar.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020