Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Rocky Gerung mengharapkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam keputusan akhir atas kasus bailout Bank Century di sidang paripurnanya lebih mendahulukan akal konstitusi dari pada akal demonstrasi.

"Saya inginkan DPR nanti lebih mendahulukan akal konstitusi daripada akal demonstrasi," katanya di Jakarta, Senin.

Pernyataan Rocky tersebut disampaikan menanggapi sidang paripurna DPR untuk pengambilan keputusan akhir terkait kasus bailout Bank Century. Mendekati akhir tugas Pansus, mulai muncul kelompok massa baik yang pro kubu pemerintah maupun kubu sebaliknya, yang sama-sama ingin melakukan demo pengerahan massa.

Dengan mengedepankan akal konstitusi, tambah Rocky, keputusan yang diambil selalu berlandaskan aturan konstitusi dan bukan atas dasar adanya desakan massa atau demontrasi.

Menurut Rocky, akal sehat seharusnya yang menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan politik. Rocky juga menilai bahwa saat ini terlalu banyak politik basa-basi yang dilakukan para elite politik.

"Sebenarnya orang marah dengan Boediono dan Sri Mulyani. Tetapi orang tahu keduanya ini (Boediono - Sri Mulyani) hanya aparat pelaksana. Sesungguhnya yang bertanggung jawab Presiden SBY," kata Rocky.

Menurut Rocky kemelut politik saat ini sebenarnya terjadi karena Presiden SBY yang tak percaya diri dengan kalkulasi politik.. Rocky menjelaskan Indonesia menganut sistim presidensil tetapi Presiden SBY malah melemparkan masalah ini ke parlemen sehingga terbentuk Pansus itu.

"Kalau saja sejak awal Presiden SBY bilang, yaa ini kebijakan negara dan saya bertanggungjawab. Kalau mau diadili silakan sesuai konstitusi, tapi itu nanti lima tahun (pemilu)," kata Rocky.

Jika hal itu yang dilakukan Presiden SBY yakni dengan ksatria mengambil tanggungjawab, menurut Rocky, tentu masalahnya tidak menjadi berbelit seperti saat ini.

Sementara menanggapi berbagai manuver pihak Istana untuk melakukan lobi-lobi, Rocky menilai hal itu justru menunjukkan jika Istana (presiden SBY) cengeng.

"Manuver Istana itu menunjukan Istana cengeng dan tak percaya diri dengan kalkulasi-kalkulasi politik. (Masalah ini) Tidak didesain dengan pola-pola yang masuk akal," kata Rocky.

Lebih lanjut Rocky menjelaskan, jika cara-cara bermanuver seperti ini yang dilakukan pihak istana, maka hal itu justru menunjukkan kurangnya kalkulasi intelektual Presiden SBY.

Rocky menilai dalam kebijakan bailout Bank Century ini sebenarnya Presiden SBY yang bertanggungjawab.

Namun Rocky juga melihat bahwa DPR melalui Pansus Hak Angketnya juga tidak tulus dalam niat politiknya untuk membongkar kasus ini

"Kenapa DPR tak langsung panggil Presiden SBY ?. Karena takut ? Atau apa ?," kata Rocky.(J004/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010