Salah satu cara adalah untuk melakukan pengarusutamaan batik ke dalam kurikulum yang dapat membuat suatu ekosistem untuk mendorong kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan industri batik
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI melaksanakan inovasi dalam menyongsong Hari Batik Nasional ke-11, yang jatuh pada 2 Oktober 2020, yaitu dengan mengadakan diskusi dengan sejumlah tokoh terkemuka dari industri batik Indonesia.

Menjadikan batik sebagai bagian dari diplomasi Indonesia, Kemlu telah melakukan berbagai inisiatif untuk dapat lebih berperan dalam pengembangan industri batik yang saat ini ikut terdampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19.

“Salah satu cara adalah untuk melakukan pengarusutamaan batik ke dalam kurikulum yang dapat membuat suatu ekosistem untuk mendorong kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan industri batik,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam pembukaan diskusi daring dengan tema Mainstreaming Batik in Diplomatic and Training Curriculum and Tailor-Made Courses for Indonesian Diplomats and Officials seperti disampaikan dalam keterangan tertulis, Kamis.

Baca juga: Batik tampil dalam pameran fesyen New York di tengah pandemi
Baca juga: Platform daring dinilai penting untuk pasarkan batik di luar negeri


Hasil yang diharapkan melalui upaya tersebut yakni melahirkan para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan untuk menciptakan ekosistem yang baik untuk industri batik.

Dipandu oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu Dr. Yayan GH Mulyana, dalam diskusi itu dibahas sembilan topik utama mulai dari upaya melestarikan nilai budaya batik hingga pendidikan, beasiswa, dan kerja sama kewirausahaan terkait industri batik.

Kemlu mengadakan diskusi daring mengenai diplomasi batik pada Kamis (1/10/2020). (Handout Kemlu RI)


Narasumber dengan beragam latar belakang turut berkontribusi di antaranya para duta besar, pejabat pemerintah, tokoh di bidang batik, desainer, pelaku UMKM, akademisi, Yayasan Batik Indonesia, perwakilan dari Kedutaan Besar Australia serta Kantor UNESCO di Jakarta.

Dalam persiapan menyambut Hari Batik Nasional ke-11, Kementerian Luar Negeri telah menyiapkan beberapa aktivitas untuk mengintensifkan promosi batik sebagai bagian yang terintegrasi dengan diplomasi Indonesia.

Kegiatan diawali dengan pelaksanaan seminar daring “Batik sebagai Warisan Budaya dan Aset Ekonomi Kreatif Indonesia” pada 28 Agustus 2020. Acara yang dibuka oleh Wamenlu RI itu disusul pameran oleh para UMKM untuk mempromosikan produk buatan Indonesia dengan tagar #BanggaBuatanIndonesia.

“Acara ini bertujuan untuk menyediakan kontribusi langsung bagi para pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19,” ujar Dr. Mulyana.

Salah satu tokoh modernisasi batik dari tahun 1970-an, Josephine Komara, menyambut baik kurikulum yang dirumuskan Kemlu sebagai modalitas para diplomat dalam mempromosikan batik di perwakilan-perwakilan RI di luar negeri.

Upaya ini diharapkan akan membangun kontribusi langsung bagi industri batik termasuk para perajin yang berada di daerah terpencil.

“Batik identik dengan Indonesia begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, saya menyambut dengan hangat inisiatif yang diprakarsai oleh Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam mengawali tonggak perjalanan diplomasi batik di masa mendatang,” ujar perempuan yang kerap disapa Ibu Obin itu.

Baca juga: Rayakan Hari Batik Nasional, Google padukan batik dan digitalisasi
Baca juga: Paduan batik dan unsur Eropa Maquinn Couture di Milan Fashion Week


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020