"Buku ini sengaja saya tulis dalam bentuk novel, karena bila dibuat dalam penulisan yang serius, apalagi ilmiah, orang-orang tidak mau baca nanti," ungkap Nazaruddin Sjamsuddin dalam konferensi pers yang diadakan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Buku ini ditulis selama dua tahun, selama menjalani hukuman penjara tiga tahun karena kasus korupsi yang ada dalam lingkungan KPU, kata Nazaruddin.
"Mayoritas isi buku ini mengenai kehidupan saya selama mengabdi di KPU, sekitar 20 persennya mengenai kasus hukum yang saya alami," ujarnya.
Turut hadir pula dalam acara ini mantan Menteri Negara Otonomi Daerah Prof. Dr. Ryaas Rasyid serta Guru Besar FISIP UI dan mantan Duta Besar RI untuk Mesir Prof. Bachtiar Aly yang diminta oleh Nazaruddin untuk mengisi acara sebagai pembicara.
"Ini sebenarnya bukan otobiografi yang lengkap, karena tidak menjelaskan masa kecilnya, tetapi menjelaskan pak Nazar ketika di era Reformasi, utamanya saat di KPU," kata Ryaas Rasyid saat mendapat kesempatan untuk berbicara di podium.
Ia berkomentar bahwa buku ini sangat informatif untuk menggambarkan pemerintahan dalam satu masa, dan harapannya buku ini bisa menjadi memoir pada generasi selanjutnya, untuk menunjukkan bahwa pemerintahan pernah suatu masa yang pelik.
"Semua memuji-muji Pemilu yang diadakan pada tahun 2004, namun jadi anti-klimaks dengan adanya kasus pada tahun 2005, yang mempermalukan KPU," katanya.
Berbeda dengan Ryaas Rasyid mengkaji buku ini dari sudut hukum dan politik, Bachtiar Aly membahas cara penulisan dan kehidupan pribadi yang ditulis Nazaruddin.
Sebelumnya, Nazaruddin divonis 4,5 tahun atas kasus korupsi dana taktis KPU dan pengadaan asuransi pada tahun 2005. Ia bebas secara bersyarat pada tahun 2008, setelah menjalani dua per tiga masa hukuman, atau dua tahun 10 bulan.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit Nine Seasons Communication, sebanyak 668 isi halaman.
(T.M-IFB/E001/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
