Jakarta (ANTARA News) - Seorang tokoh Ormas MKGR menyesalkan kericuhan sidang paripurna DPR RI, Selasa, yang mengagendakan penetapan kesimpulan Panitia Angket Kasus Bank Century.

Suasana dalam sidang itu mencerminkan betapa wakil rakyat telah menyimpang dari demokrasi musyawarah-mufakat, seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, kata tokoh Ormas MKGR yang juga mantan anggota dewan penasihat Golkar, Pinantun Hutasoit, di Jakarta.

"Sebaiknya kita kembali ke jatidiri bangsa, demokrasi kita untuk menyelesaikan masalah bangsa tidak seperti itu, bukan dengan cara berkelahi, tapi dengan musyawarah mufakat yang santun, betapa beratnya persoalan yang dihadapi," katanya.

"Sekali lagi kenyataan membuktikan, bahwa kita menempuh demokrasi yang keliru, yang lebih mengutamakan egoisme kelompok, pengerahan massa yang membuat keonaran, sementara itu persoalan utama tak terselesaikan, padahal rakyat menunggu-nunggu hasilnya," katanya.

Menurutnya, kini saatnya kembali ke jatidiri bangsa, kembali ke demokrasi yang berlandaskan musyawarah-mufakat, seperti yang diwariskan para pendiri negara ini.

"Demokrasi musyawarah-mufakat, sesuai dengan keadaan bangsa yang terdiri banyak etnis, primordial. Jadi dalam penerapan demokrasi, tidak semata-mata kita harus menyontek demokrasi ala Barat," tegasnya.

Dari segi persoalan yang dihadapi dalam persidangan, menurut Pinantun, bukan masalah terlalu serius jika disandingkan dengan anatomi bangsa.

"Tapi karena pola demokrasi yang dianut seperti itu, sekali lagi kita menunjukkan diri sebagai penganut demokrasi Barat, yang dipuji oleh mereka. Lalu, kapan kita bisa menyelesaikan persoalan dengan tenang dan dewasa, untuk cepat membawa bangsa ini menjadi maju dan besar."

Dia juga berpendapat, dengan kenyataan seperti itu, merupakan bukti bahwa ketua DPR yang memimpin rapat belum matang.

Berkaitan dengan itu, tiga wakil ketua DPR menyesalkan tindakan Ketua DPR Marzuki Alie, yang gagal memimpin rapat paripurna penetapan kesimpulan Panitia Angket Kasus Bank Century tersebut.

Ketiga Wakil Ketua DPR itu, yakni Pramono Anung (FPDIP), Priyo Budi Santoso (FPG) dan Anis Matta (FPDIP), menyampaikan sikap mereka atas kepemimpinan Marzuki Alie dalam rapat paripurna itu di ruang wartawan DPR Jakarta, Selasa.

Apalagi, rapat paripurna penetapan kesimpulan Panitia Angket tersebut dinilai sangat penting, dan ditunggu masyarakat, kata mereka.

"Ini jelas menjatuhkan citra DPR di mata rakyat," kata Pinantun.

(T.H-AK/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010