Sesuai data pada Dinas Kesehatan Kota Kupang hingga saat ini sudah delapan orang warga Kota Kupang meninggal akibat DBD
Kupang (ANTARA) - Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore meminta warga di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu agar mewaspadai terjadinya serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang telah menyebabkan delapan orang warga daerah ini meninggal dunia akibat gigitan nyamuk  aedes aegypti itu.

"Kami perlu ingatkan warga Kota Kupang agar serius mengantisipasi kasus penyakit DBD karena tidak hanya terjadi pada perubahan cuaca saja," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat, terkait antisipasi Pemerintah Kota Kupang terhadap munculnya kasus serangan penyakit DBD menjelang peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan.

Menurut dia, sesuai data pada Dinas Kesehatan Kota Kupang hingga saat ini sudah delapan orang warga Kota Kupang meninggal akibat DBD.

Dia berharap para ketua RW/RT serta lurah untuk lebih gencar melakukan kegiatan bakti sosial dengan mewajibkan semua warga setempat untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal masing-masing sehingga bisa bebas dari nyamuk demam berdarah.

Ia mengatakan, apabila para ketua RT/RW tidak melakukan kegiatan bakti sosial di lingkungannya masing-masing maka biaya operasional RT/RW tidak dicairkan pada 2020.

"Kami harapkan para ketua RT/RW bisa menggerakan semua warganya untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pemberantasan sarang nyamuk, sehingga Kota Kupang benar-benar bebas dari kasus DBD," demikian Jefri Riwu Kore.

Baca juga: 55 warga NTT meninggal dunia akibat DBD

Baca juga: Menteri: Labuan bajo harus nol kasus DBD

Baca juga: Doni Monardo ingatkan NTT waspadai DBD

Baca juga: Demam berdarah di Indonesia pada 2020 lebih lama dibandingkan 2019

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020