...kalau bicara ekonomi logistiknya harus jalan, nggak mungkin jalan kalau nggak ada infrastrukturnya
Jakarta (ANTARA) - PT Karya Citra Nusantara (KCN) Widodo Setiadi menilai bahwa Program Tol Laut yang dijalankan pemerintah dapat menurunkan biaya logistik.

Direktur Utama KCN Widodo Setiadi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan Program Tol Laut yang juga dilengkapi dengan infrastruktur pendukungnya menjadi salah satu faktor yang menekan biaya logistik.

"Contoh kalau truk itu sebesar-besarnya paling 45 ton, itu pun jalannya rusak. Jadi potensi yang terbesar itu dari laut, laut pakai kapal mau ukuran 10.000 ton, 3.000 ton, bahkan 50.000 ton, atau super tanker minyak selama infrastrukturnya memadai," ujar Widodo.

Indonesia, lanjut dia, merupakan negara kepulauan. Dengan adanya Program Tol Laut, kata dia, dapat menjadi momentum memperbaiki infrastruktur dan menghadirkan investasi sehingga pelabuhan-pelabuhan di daerah dapat berkembang hingga dapat menyandarkan kapal bermuatan besar.

Baca juga: Luhut: Tol laut perlu koordinasi kuat agar bisa efisien

Seperti diketahui, Tol Laut adalah konsep pengangkutan logistik kelautan yang dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Nusantara.

Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok. Selain hal itu, kata dia, pemerataan harga Logistik setiap barang di seluruh wilayah Indonesia.

"Apalagi ada pandemi COVID-19, kalau bicara ekonomi logistiknya harus jalan, nggak mungkin jalan kalau nggak ada infrastrukturnya. Dan nggak mungkin swasta bangun harus pemerintah dulu, baru turunannya pengusaha, BUMN, swasta," paparnya.

Baca juga: Kemenhub: Kemendag berperan dominan isi muatan balik tol laut

Dalam rangka mendukung Program Tol Laut, kata dia, KCN mengelola dermaga untuk proses bongkar muatan barang curah.

"Kalau dari Kemenhub, tugasnya KCN kan mendukung Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok itu kan internasional, tak boleh dua jenis barang untuk kegiatan. Tanjung Priok dikhususkan barang kontainer, tak boleh barang curah, nah barang curahnya di KCN," ucapnya.

Saat ini KCN sedang melakukan pembangunan dermaga atau Pier 2 dan Pier 3 Pelabuhan Marunda. Jika Pier 1, 2, dan 3 rampung dibangun, maka KCN bisa melakukan dwelling time di Tanjung Priok menjadi 2,8 hari dari 6 hari.

Secara tahunan pelabuhan yang dikelola KCN bisa menampung kapasitas kapal dan aktivitasnya sebesar 35 juta ton sampai 40 juta ton.

Baca juga: Sektor transportasi laut terkontraksi 17,48 persen selama pandemi

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020