Tidak akan ada pemberian vaksin pada orang di bawah usia 18 tahun. Itu vaksin khusus dewasa, untuk orang di atas 50 tahun, dan berfokus pada petugas medis, staf layanan perawatan dan mereka yang rentan
London (ANTARA) - Ketua Satgas vaksin Inggris, Kate Bingham, menyebutkan bahwa pemberian vaksin massal di negara tersebut 'tidak akan terjadi', seraya mengatakan kepada Financial Times bahwa hanya mereka yang berisiko saja yang perlu mendapatkan vaksin.

"Tidak akan ada pemberian vaksin pada orang di bawah usia 18 tahun. Itu vaksin khusus dewasa, untuk orang di atas 50 tahun, dan berfokus pada petugas medis, staf layanan perawatan dan mereka yang rentan," kata Bingham saat wawancara FT.

Pernyataan Bingham menanggapi ucapan Perdana Menteri Boris Johnson pada Minggu, yang mengatakan dirinya memperkirakan bahwa beberapa bulan ke depan pandemi COVID-19 akan mengalami fluktuasi, namun semuanya akan terlihat begitu berbeda di musim semi.

Baca juga: Menkes Inggris: jeda uji coba vaksin AstraZeneca tak mesti kemunduran
Baca juga: Inggris minta kelompok berisiko daftar uji coba vaksin COVID-19


"Masyarakat masih membicarakan soal waktu pemberian vaksin bagi seluruh masyarakat, namun itu salah kaprah," katanya kepada FT. Menurutnya, memvaksinasi orang sehat, yang jauh lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit parah COVID-19, "bisa membahayakan mereka".

Inggris mencatat jumlah kematian COVID-19 tertinggi di Eropa dengan total kematian saat ini berjumlah 42.300.

The Times, yang mengutip ilmuwan pemerintah, pekan lalu melaporkan bahwa peluncuran massal vaksin COVID-19 di Inggris dapat dilakukan kurang dari tiga bulan dan petugas kesehatan memprediksikan bahwa setiap orang dewasa akan menerima satu dosis vaksin selama enam bulan.

Bingham mengatakan pemerintah sedang berencana memvaksinasi sekitar 30 juta orang, dibanding dengan populasi Inggris yang berjumlah sekitar 67 juta jiwa, jika vaksin COVID-19 ampuh berhasil ditemukan, demikian FT.

Sumber: Reuters

Baca juga: Peluncuran vaksin COVID-19 Inggris diperkirakan kurang dari 3 bulan
Baca juga: AstraZeneca lanjutkan uji coba calon vaksin COVID-19 di Inggris

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020