Pada 2019, indeks inklusi keuangan Indonesia masih 76,2 persen
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengharapkan indeks inklusi keuangan di Tanah Air terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut Iskandar, di tengah pandemi COVID-19, pergelaran Bulan Inklusi Keuangan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan pada Oktober ini, memiliki peranan strategis.

"Dengan adanya Bulan Inklusi Keuangan, maka diharapkan indeks inklusi keuangan akan meningkat, mengingat pada tahun 2019 indeks inklusi keuangan Indonesia masih 76,2 persen," ujar Iskandar saat memberikan sambutan dalam acara Bulan Inklusi Keuangan secara virtual di Jakarta, Senin.

Baca juga: OJK paparkan pentingnya inklusi keuangan, percepat pemulihan ekonomi

Iskandar menuturkan, walaupun sudah naik pesat, angka indeks itu masih di bawah negara berkembang seperti China dan India, yang telah mencapai indeks inklusi keuangan sebesar 80 persen, serta negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 85 persen dan Thailand sebesar 82 persen.

"Literasi keuangan melalui edukasi keuangan perlu didorong sehingga indeks inklusi keuangan dapat ditingkatkan. Semua hal tersebut tentunya akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok bawah, serta usaha mikro dan kecil," kata Iskandar.

Ia pun mengapresiasi OJK dalam mendukung penyaluran kredit atau pembiayaan, pembukaan 500 ribu tabungan pelajar, peluncuran program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), peluncuran buku seri literasi keuangan untuk PAUD, serta peluncuran re-branding Keluarga SIKAPI.

Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Bulan Inklusi Keuangan, Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Iklusif (DNKI) juga menyelenggarakan kegiatan Indonesia Financial Inclusion Forum (IFIF) 2020 dengan tema "Inklusi Keuangan dalam Transformasi dan Pemulihan Ekonomi Nasional" pada 6-7 Oktober 2020.

"Semoga seluruh upaya, kerja sama antarpemangku kepentingan, serta elemen masyarakat dapat mendukung perekonomian Indonesia yang lebih baik serta mencapai target inklusi keuangan di tahun 2024," ujar Iskandar.

Baca juga: Wapres harap layanan Syariah LinkAja dongkrak inklusi keuangan syariah
Baca juga: Pondok pesantren dapat menjadi pengembangan ekosistem keuangan syariah

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020