Jakarta (ANTARA) - Sejumlah kantor pemerintahan dan lembaga internasional di berbagai negara memasang bendera setengah tiang atas kepergian Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmed Al Jaber Al Sabah, langkah yang dianggap Kuwait sebagai penghargaan.

Sheikh Sabah wafat pekan lalu di Amerika Serikat pada usia 91 tahun.

Penurunan bendera setengah tiang merupakan bentuk penghargaan terhadap mendiang emir Kuwait yang dikenal sebagai diplomat ulung dan salah satu tokoh perdamaian dunia, kata Kedutaan Besar Kuwait di Jakarta, lewat pernyataan tertulisnya, Senin.

“Penurunan bendera setengah tiang di negara-negara dan organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lainnya, serta kedatangan para presiden dan pemimpin dunia untuk belasungkawa adalah bukti nyata dari dampak mulia almarhum dan bobot politiknya pada tingkat Arab, Islam maupun internasional,” kata kedutaan.

Mendiang Sheikh Sabah, yang lahir pada 16 Juni 1929, mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (29/9) di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, tempat ia menjalani perawatan kesehatan sejak Juli tahun ini.

Tidak lama setelah wafat, jasadnya tiba di Kuwait City, Rabu (30/9), dan dimakamkan  di kompleks pemakaman kerajaan. Upacara penguburan tidak mengundang banyak orang demi menghindari kerumunan warga.

Selama 14 tahun berkuasa, mendiang Sheikh Sabah banyak terlibat dalam upaya perdamaian di berbagai negara, khususnya di kawasan Timur Tengah.

“Pencapaian Almarhum banyak dan agung. Di antaranya adalah kepemimpinannya dalam karya bakti sosial demi kemanusiaan, sehingga Almarhum dianugerahkan oleh Sekretaris Jenderal PBB terdahulu, Ban Ki-Moon, julukan sebagai Pemimpin Amal Bakti Kemanusiaan dan menjadikan Negara Kuwait yang tercinta sebagai Pusat Amal Bakti Kemanusiaan,” tulis pihak kedutaan Kuwait.

Tidak hanya itu, Sheikh Sabah juga kerap disebut sebagai “Sheikh Diplomasi”.

Julukan tersebut merujuk pada sejumlah jasa mendiang emir Kuwait itu dalam beberapa perundingan damai di kawasan Teluk Arab.

“Almarhum selalu bergerak dalam mencari solusi, dan dalam mengedepankan bahasa dialog tatkala terjadi perselisihan pendapat,” kata kedutaan saat menerangkan alasan sebutan Sheikh Diplomasi yang disematkan kepada mendiang emir Kuwait.

Sheikh Sabah juga dikenal sebagai pendukung kemerdekaan Palestina. Meskipun ia mendukung koalisi bentukan Arab Saudi, Sheikh Sabah kerap terlibat dalam perundingan damai dua kubu yang berkonflik di kawasan Teluk.

Baca juga: Emir Kuwait bicara dengan Saudi dan Qatar di tengah krisis

Baca juga: Kuwait akan bangun kembali silo Lebanon yang hancur akibat ledakan

Baca juga: Kuwait mulai tahap awal "the new normal" dengan jam malam parsial


 

Upacara bendera juga berlangsung di pasar-pasar

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020