..beri subsidi kepada mereka yang hendak menjadi petani aglaonema
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyebutkan Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengekspor tanaman hias aglaonema ke negara lain.
 
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam rilisnya di Jakarta, Selasa, mengatakan hal tersebut setelah dirinya mengunjungi Krokot Nursery yang berada di Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, yang merupakan kebun pembibitan dan budidaya tanaman spesialis aglaonema.
 
"Sebagai negara agraris dan iklimnya cocok seharusnya kita bisa mengekspor,” kata dia.
 
Ia mendapat informasi bahwa bibit tanaman yang dilihatnya saat itu diimpor dari Thailand. Harga per bibit Rp200.000 dan pelaku usaha di Indonesia mendatangkan bibit dalam satu bulan jumlahnya mencapai 100.000 hingga 200.000 bibit.
 
Tanaman jenis tersebut menurut dia bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia. Kemudian, sebagai negara agraris dan iklimnya cocok dengan Indonesia, tanaman itu bisa dikembangkan dan dibudidayakan oleh pelaku usaha di Indonesia. “Mengherankan kalau kita impor dari Thailand,” ucapnya.
Baca juga: Diminati pasar ekspor, Mentan dorong budi daya tanaman porang
 
Ketika mengunjungi Krokot Nursery, Gus Jazil melihat ada ratusan berbagai jenis tanaman aglaonema yang harganya mulai dari Rp150.000 hingga Rp75.000.000.
 
Gus Jazil menuturkan kita harus kreatif dalam menjalankan usaha atau bisnis. Ia melihat bisnis usaha tanaman aglaonema sangat potensial. “Memilih usaha harus tahu dan paham situasi yang ada,” kata dia.
 
Model bisnis seperti Krokot Nursery diharapkan dapat dikembangkan di mana-mana. Masyarakat menurutnya dapat ikut mengembangkan tanaman jenis tersebut.
Baca juga: Amerika, Australia dan Kanada pelanggan terbesar ekspor bunga dracaena
 
“Pasarnya terbuka di mana-mana. Saya mendorong agar pemerintah melakukan pembinaan kepada pelaku usaha mulai dari cara pembibitan, budidaya, serta membuka akses ke pasar, perlu memberi subsidi kepada mereka yang hendak menjadi petani aglaonema," katanya.
 
Harga dan pasar tanaman itu, ujar dia, memang diakui untuk kalangan kelas menengah sehingga petani dari kalangan masyarakat bawah bisa bergiat dalam usaha. Dengan harga yang tinggi, tanaman tersebut tepat bila dipajang di perkantoran, hotel, dan tempat-tempat yang mewah.
 
“Pelaku usaha dari kalangan masyarakat bawah dan pembelinya dari kalangan menengah ke atas. Dari sinilah maka membawa kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Kementan dorong pengembangan ekspor tanaman hias

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020