Tidak ada santri yang tertular karena memang belum ada santri yang masuk pondok
Semarang (ANTARA) - Sebanyak 19 orang yang terdiri dari pengasuh dan beberapa anggota keluarganya di salah satu pondok pesantren di Kota Semarang, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Selasa, mengatakan tidak ada santri yang tertular dari klaster pondok pesantren tersebut.

"Tidak ada santri yang tertular karena memang belum ada santri yang masuk pondok," kata Abdul Hakam tanpa menjelaskan secara detil identitas pondok pesantren yang dimaksud.

Baca juga: Pemkot Semarang: Ada selisih 1.467 kasus antara pusat dan daerah

Menurut dia, munculnya klaster tersebut bermula ketika seorang pengasuh pondok pesantren dinyatakan positif COVID-19 dan dirawat di salah satu rumah sakit di luar Semarang.

Ia menuturkan petugas kemudian melakukan penelusuran dan tes usap terhadap sekitar 50 orang yang diketahui melakukan kontak erat dengan yang bersangkutan.

Baca juga: Dari belasan, ASN Kudus-Jateng positif COVID-19 naik jadi 27 kasus

Baca juga: Gedung DPRD Jateng kembali ditutup untuk ketiga kalinya


"Dari penelusuran didapati cukup banyak yang melakukan kontak dengan yang bersangkutan," katanya.

Dari pasien positif sebanyak itu, kata dia, sebagian di antaranya sudah dinyatakan sembuh.

Ia menyebutkan mobilitas yang tinggi tanpa disertai dengan penerapan protokol kesehatan berisiko menyebabkan penularan.

"Penularan bisa terjadi akibat mobilitas satu orang saja," katanya.

Baca juga: Ganjar sebut perlu protokol kesehatan khusus tangani klaster ponpes

Baca juga: Ganjar dan Moeldoko minta rumah sakit jujur data kematian pasien




Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020