Ambon (ANTARA News) - Ketua Komite Tetap Pemberdayaan Asosiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Krishna Trypriadharma, menyatakan bahwa isu konflik berkepanjangan telah merugikan investasi di Maluku karena membuat pengusaha enggan menanamkan modalnya.

"Terus terang ada oknum tertentu yang sengaja menyebarluaskan informasi tidak benar dengan kenyataan sesungguhnya di masyarakat telah hidup berdampingan secara damai," katanya kepada ANTARA, di Ambon, Senin malam.

Krishna yang berada di Ambon dalam rangka musyawarah provinsi (Musprov) ke-V Kadin Maluku itu mengsinyalir kemungkinan isu tersebut disebarluaskan oknum pengusaha tertentu yang ingin mendominasi pengelolaan sumber daya alam (SDA) di daerah itu.

"Kemungkinan karena mengetahui potensi sda di Maluku bernilai ekonomis dan berpeluang dikelola dalam tenggat waktu berkepanjangan, makanya sengaja menyebarluaskan isu bahwa daerah ini belum aman sehingga para pengusaha enggan menanamkan modalnya di sini," ujarnya.

Dia yang pada Senin malam (8/3) berkeliling kota Ambon dengan rekan - rekan dari Jakarta memastikan bahwa isu tersebut tidak benar sehingga nantinya merupakan bahan perbincangan khusus DPP Kadin.

"Jadi masukkan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu kepada Ketua DPP Kadin, MS Hidayat yang juga Menteri Perindustrian bahwa daerah ini benar - benar telah aman dan memiliki sejumlah potensi sda memiliki keunggulan komparatif memang strategis untuk dikelola investor," kata Krishna.

"MS Hidayat yang juga Menteri Perindustrian juga telah berjanji untuk membantu pengadaan mesin pengolahan rumput laut, buah gandaria dan kenari agar mendorong pertumbuhan industri di Maluku," ujar Krishna.

Dia juga memandang perlu mengingatkan Pemprov Maluku agar berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) soal ketersediaan energi listrik yang ternyata sedang mengalami krisis sehingga ditempuh kebijakan pemadaman bergilir.

"Investor pasti enggan ke Maluku sekiranya ketersediaan daya listrik kurang terjamin untuk mengelola potensi sda yang sebenarnya merupakan `primadona` seperti sektor kelautan dan perikanan," kata Krishna.

Dia berbesar hati karena PT PLN sedang memasang mesin PLTD berkapasitas 10 Mega Watt (MW), selanjutnya menyewa 25 MW dijadwalkan pada Juni 2010 sehingga terjamin daya listrik untuk kegiatan industri maupun usaha perekonomian lain.

"Strategisnya lagi sekiranya PLTU berkapasitas 30 MW segera dibangun di desa Waai, pulau Ambon sehingga daya listrik terjamin untuk industri di pulau Ambon, pulau Seram dan kepulauan Lease," ujar Krishna Trypriadharma.

(T.L005/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010