Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan dibukanya pusat penelitian tanaman kakao berskala global, Pasuruan Cocoa Technical Center (PCTC) di Pasuruan, Jawa Timur.

Pusat penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan praktik pertanian kakao yang efektif, inovatif serta ramah lingkungan, sehingga dapat menghasilkan panen dengan hasil yang lebih tinggi, berkualitas lebih baik, dan dapat diterapkan oleh petani.

Dalam sambutannya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Karyasasmita menyambut baik didirikannya PCTC di Pasuruan, Jawa Timur, karena memberdayakan 43.000 petani kakao di empat provinsi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas tanaman cokelat.

"Kami berharap ini dapat menjadi momentum untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi pertanian kakao adaptif, efektif dan ramah lingkungan sehingga produktivitas dan kualitas kakao di Indonesia meningkat yang akhirnya tujuannya ada dua, industri pengguna kakaonya tumbuh dan petaninya semakin sejahtera," kata Agus dalam pembukaan PCTC secara virtual, Rabu.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan siap untuk menanam kakao di seluruh Indonesia, asalkan diberikan bibit dengan kualitas yang baik agar tidak berisiko terkena hama. Kehadiran PCTC juga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada para petani kakao untuk dapat menghasilkan biji cokelat berkualitas internasional.

"Semua provinsi mau, semua kabupaten mau. Kalau bisa tidak hanya di Pasuruan, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, banyak banget. Oleh karena itu saya siap mendukung," kata Syahrul.

Baca juga: Industri kakao Indonesia: Saatnya kualitas menjadi prioritas

Baca juga: Kopi aroma Kakao asli Waykanan hadir di Festival Kopi Lampung


PCTC ditunjang fasilitas lengkap berteknologi canggih yang merupakan bagian dari jaringan pusat penelitian Mondelēz International di berbagai wilayah di seluruh dunia.

PCTC menggabungkan fasilitas penelitian dan pengembangan yang ditunjang laboratorium dan area pasca-panen dengan fasilitas percobaan agronomi kelas dunia yang dilengkapi area pembibitan dan modul penanaman seluas lima hektar, di mana para ilmuwan dapat meneliti cara-cara pembudidayaan kakao yang paling optimal.

"PCTC akan menghadirkan ilmuwan dari dalam dan luar negeri yang turut bekerja bersama para petani dan pemasok pada wilayah penghasil kakao di Sulawesi, Sumatera dan Jawa Timur. Para ilmuwan menjalankan tugasnya, baik di pusat penelitian maupun di berbagai lokasi lain melalui kerja sama penelitian serta berbagai aktivitas di lokasi perkebunan melalui Program Cocoa Life," ujar Rob Hargrove Executive Vice President, Research, Development and Quality, Mondelēz International.

Fokus PCTC pada ilmu tanaman kakao dan solusi teknis turut mendorong praktik pertanian yang memberikan hasil panen tinggi, berkelanjutan, serta berketahanan. Hal itu merupakan wujud komitmen untuk memasok 100 persen kebutuhan kakao untuk produksi cokelat melalui program Cocoa Life pada 2025.

Baca juga: Petani kakao diingatkan waspada penyakit busuk buah saat musim hujan

Baca juga: Riset baru membuktikan cokelat pahit benar-benar kurangi stres

Baca juga: Cokelat Ransiki yang umami melindungi bumi


 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020