Jakarta (ANTARA News) - Syuting perdana produksi film layar lebar "Si Anak Kampoeng" yang mengangkat kisah perjuangan hidup Syafii Maarif mulai dilakukan di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

"Pengambilan gambar dan beberapa adegan di lakukan di Kecamatan Sijunjung dan Sumpur Kudus," kata produser film tersebut, Fajar Riza Ul Haq, yang juga Direktur eksekutif MAARIF Institute melalui surat elektronik yang diterima ANTARA News di Jakarta..

Fajar mengatakan, dirinya dan awak film harus menempuh perjalanan 4,5 jam dari Bandara Internasional Minangkabau untuk mencapai lokasi pembuatan film.

"Tidak mudah menemukan nagari (desa) yang masih bersetting nagari minang tahun 1940-an," katanya.

Fajar dan sutradra film "Si Anak Kampoeng", Damien Dematra, serta awak film telah berada di lokasi sejak Rabu (3/3) untuk survei lokasi pasti syuting film nanti, sekaligus pengambilan adegan dengan melibatkan anak-anak Sumatra Barat.

Damien mengatakan, skenario film tentang perjalanan hidup mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut sudah diterbitkan dalam bentuk novel "Si Anak Kampoeng" yang terbitkan Gramedia Pustaka Utama dan MAARIF Institute.

Pengambilan gambar dalam beberapa hari ini akan menjadi bagian utama dari "thriller" Film Si Anak Kampoeng. Syuting keseluruhan akan dilakukan Mei sehingga Juli tahun ini film ini sudah dapat diputar premier bersamaan dengan muktamar seabad Muhammadiyah di Yogyakarta.

Sebelumnya, Damien Dematra, dalam jumpa pers di Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat Rabu (5/8/2009) mengatakan, film yang digarapnya itu berjudul Ahmad Syafii Maarif, Si Anak Kampoeng: Sebuah Trilogi.

Damien mengatakan dirinya tertarik untuk memfilmkan biografi Buya Syafii karena kisah hidup tokoh Muhammadiyah tersebut sangat menarik, dramatis, dan penuh konflik yang patut menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas.

"Buya Syafii merupakan cermin bagi generasi muda, mengajarkan perjuangan untuk mencapai sesuatu yang mungkin tidak mustahil. Kekokohan integritas kepribadiannya berhasil meruntuhkan mitos darah biru dalam orbit kepemimpinan bangsa," kata Damien.

Dalam diri Buya Syafii berpadu kesahajaan, ketauladanan, konsistensi kata dan perbuatan serta sikap egaliter dan ketulusan.

Dia mengatakan film tentang tokoh kelahiran Sumpur Kudus, Sumatera Barat tersebut dibagi tiga film karena kisah hidupnya tidak cukup untuk difilmkan dengan satu film.

Tiga film akan terbagi dalam film dokumenter kegiatan Buya Syafii, dan dua film lainnya tentang kisah kehidupan dari tanah kelahiran sampai merantau dan belajar di Yogyakarta, dan kehidupan di Chicago serta sesudahnya.

Damien mengatakan Buya Syafii direncanakan akan bermain dalam film kedua dan film ketiga.
(T.N006/D009/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010