remaja yang diamankan tersebut tidak memiliki tujuan jelas datang ke Jakarta, namun diperkirakan akan bertindak anarkis saat berunjuk rasa
Jakarta (ANTARA) - Anggota Polda Metro Jaya mengamankan puluhan orang yang diduga kelompok anarko yang hendak membuat ricuh aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di sekitar Istana Merdeka Jakarta Pusat.

"Ada dari Serang, Tangerang, Bogor, Bandung," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Sambodo Purnomo Yogo di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Dua anggota kelompok anarko di Tangerang divonis empat bulan penjara

Sambodo mengatakan remaja yang diamankan tersebut tidak memiliki tujuan jelas datang ke Jakarta, namun diperkirakan akan bertindak anarkis saat berunjuk rasa.

Dikatakan Sambodo, petugas mengamankan sekitar 30-40 orang remaja berusia tanggung saat berkumpul dan menggunakan atribut warna hitam.

Baca juga: Polda Metro tes kejiwaan pencuri helm mengaku Ketua Kelompok Anarko

"Daripada mengacau provokasi atau lempar petugas maka kami amankan dulu," tutur Sambodo.

Petugas mengamankan para pelajar itu di sekitar Pancoran, Palmerah, Jalan Asia Afrika Senayan, dan Portal Senayan.

Sambodo menegaskan pihaknya akan memeriksa para remaja itu selama 1 x 24 jam, guna mengetahui oknum yang mengajak berdemo di Jakarta.

Para remaja itu diduga menerima pesan singkat berantai telepon seluler untuk berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja hingga berujung ricuh

Baca juga: Jangan terprovokasi kelompok tak berempati terhadap situasi negara

Selain itu, para remaja itu akan menjalani tes cepat (rapid test) untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Sebelumnya, sebanyak dua orang dinyatakan positif COVID-19 dan 10 orang lainnya berstatus reaktif usai menjalani tes antigen usai demo berujung ricuh di depan Gedung DPR/MPR RI, Rabu.

Berdasarkan pantauan, petugas mengamankan sekitar 50 pemuda saat berkumpul di Jalan Veteran Jakarta Pusat menuju lokasi aksi di sekitar Istana Merdeka.

Petugas menghentikan dua truk yang mengangkut pemuda diduga kelompok anarko itu ke kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.

Pewarta: Taufik Ridwan, Laily Rahmawaty, dan Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020