Hanoi (ANTARA) - Vietnam menangkap blogger dan pembangkang terkemuka untuk "kegiatan-kegiatan melawan negara" beberapa jam setelah pemerintahannya melakukan pembicaraan tahunan mengenai hak-hak asasi manusia (HAM) dengan Amerika Serikat, yang mengatakan pihaknya peduli soal kemerdekaan berekspresi.

Pam Doan Trang, seorang penulis yang menerbitkan secara luas tentang HAM dan dugaan keganasan polisi, ditangkap Selasa malam di Ho Chi Minh City, menurut kementerian keamanan negara itu, karena "membuat, menyimpan dan menyebarkan atau memprogandakan informasi, materi-materi dan produk-produk yang bertujuan menentang Negara."

Meski ada reformasi ekonomi yang meluas dan keterbukaan yang meningkat pada perubahan masyarakat, Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam menenggang sedikit kritik dan meningkatkan penumpasannya terhadap para aktivis menjelang kongres besar partai pada Januari tahun depan.

Penangkapan Trang berlangsung beberapa jam setelah dialog tahunan HAM antara AS-Vietnam ditutup.

Dalam satu pernyataan, Kedutaan Besar AS di Hanoi mengatakan pihaknya prihatin dengan laporan-laporan mengenai penahanan Trang, yang "dapat berdampak pada kemerdekaan berekspresi".

"Kami mendesak pemerintah Vietnam untuk memastikan tindakan-tindakan dan hukum-hukumnya taat asas dengan kewajiban dan komitmen internasional Vietnam," kata juru bicara Rachael Chen.

Trang pada 2014 termasuk di antara beberapa aktivis yang ditangkap penguasa menjelang satu pertemuan dengan mantan Presiden Barack Obama selama kunjungan bersejarahnya ke Vietnam.

Human Right Watch dan Amnesty International mengecam penangkapan Selasa dan menuntut pembebasannya segera.

Sebuah sumber yang mengetahui langsung mengatakan dia telah mengantisipasi isu-isu dengan penguasa hanya beberapa hari sebelum ditahan.

Trang juga membagikan sebuah surat bertajuk "jika saya dipenjara." kata sumber itu, yang tak mau disebut namanya karena kepekaan masalah itu, kepada Reuters.

"Saat dia datang ke pertemuan kami dia datang membawa gitar besarnya di punggungnya, menjelaskan dia merasa mereka tak akan menahannya andaikan dia membawa (gitar) itu".

Sumber: Reuters

Baca juga: Komnas HAM catat 2019 dipenuhi politik kekerasan

Baca juga: Para aktivis kecam genosida terhadap minoritas Uighur di China

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020