Bandung (ANTARA News) - Harapan korban banjir Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung untuk kembali ke rumahnya masih jauh menyusul naiknya kembali luapan Sungai Citarum ke perkampungan penduduk, Rabu.

"Sejak Rabu sore Citarum kembali meluap akibat hujan deras di kawasan hulu sungai dan di Kota Bandung," kata Hendra, seorang warga Cieunteung Kelurahan/ Kecamatan Baleendah, Rabu.

Para pengungsi yang sudah hampir dua bulan mengungsi tersebut makin frustrasi karena musim banjir kali ini mereka lebih lama tinggal di pengungsian.

Padahal pada musim banjir tahun-tahun sebelumnya paling lama mereka mengungsi selama dua minggu dan bisa kembali ke rumah masing-masing.

"Saya belum bereskan rumah, lumpurnya sampai semeter. Entah harus ke mana saya membuangnya, mendingan dibiarkan dulu nanti juga kebanjiran lagi," kata Sumarna, pengungsi lainnya.

Sementara itu, hujan deras di kawasan Bandung pada Rabu petang berlangsung cukup deras yang disertai dengan sambaran gledek yang membuat kekuatiran warga di Bandung Selatan.

Hampir semua anak Sungai Citarum kembali meluap dan genangan di kawasan Baleendah semakin meluas dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara itu, hujan deras pada Rabu petang hingga malam hari mengakibatkan sejumlah ruas jalan di Bandung Selatan disergap banjir bandang luapan dari sungai-sungai kecil di sana.

Sedikitnya terdapat lima genangan dan luapan anak sungai ke Jalan Raya Bandung - Majalaya yakni di kawasan Jelenkong tiga titik, Magungharja serta di Majalaya.

Genangan air di jalan raya mencapai 50 centimeter sehingga memaksa para pengendara kendaraan kecil dan sepeda motor terpaksa mengambil `jalan tikus` menghindari genangan banjir di jalanan.

"Genangan air di Jelekong rutin setiap hujan deras turun di kawasan itu, air bah biasanya sampai dua hingga tiga jam. Sebangai kendaraan menunggu air surut, ada pula yang belok menggunakan jalan tikus," kata Firman, pengemudi angkutan kota Bandung - Ciparay.

Sementara itu untuk meringankan beban para pengungsi, Tim Penggerak PKK yang juga pimpinan Yayasan Satu untuk Jabar Ny Netty Heryawan memberikan bantuan pakaian, tas dan perlengkapan sekolah bagi ratusan siswa SD Mekarsari yang sudah sebulan lebih belajar di Gedung UTD Baleendah.

SD Mekarsari selama ini tergenang banjir dengan ketinggian sekitar semeter dan tidak layak untuk proses belajar mengajar.

"Mereka terpaksa belajar di pengungsian, namun kondisi mereka cukup baik. Diharapkan kondisi saat ini tidak berpengaruh banyak pada persiapan mereka menjelang ujian nasional nanti," kata Netty Heryawan yang istri Gubernur Jabar itu menambahkan. (Ant/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010