Sangat tidak seperti biasanya aksi yang terjadi kemarin dan kami sangat menyesalkan sampai terjadi kejadian di luar kebiasaan itu
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta sangat menyayangkan aksi anarkis yang terjadi saat aksi massa penolakan UU Cipta Kerja di kawasan Malioboro pada Kamis (8/10).

Pemkot juga berharap kejadian tersebut tidak terulang di masa yang akan datang.

“Sangat tidak seperti biasanya aksi yang terjadi kemarin dan kami sangat menyesalkan sampai terjadi kejadian di luar kebiasaan itu,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Baca juga: Sultan HB X minta tidak ada demonstrasi lagi
Baca juga: Sultan sanggupi permintaan buruh sampaikan surat untuk Presiden Jokowi


Menurut Heroe, kejadian di kawasan Malioboro tersebut menjadi sebuah pembelajaran berharga bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang.

“Mungkin dibutuhkan sistem yang lebih baik untuk pelaksanaan maupun pengamanan aksi unjuk rasa sehingga tidak ada kesempatan sedikitpun bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk berbuat onar,” katanya.

Berdasarkan keterangan dari pedagang kaki lima, lanjut Heroe, aksi massa tersebut terjadi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama dan kedua dengan peserta aksi mahasiswa berlangsung damai, namun datang gelombang ketiga massa yang kemudian terjadi kericuhan.

“Dari keterangan pedagang, mereka pun mengaku sangat terkejut karena baru kali ini terjadi aksi massa yang berakhir ricuh di Malioboro padahal kawasan tersebut juga kerap menjadi lokasi unjuk rasa dengan massa dalam jumlah banyak,” katanya.

Selain menimbulkan dampak pada kerusakan sejumlah fasilitas umum di Malioboro, khususnya dari ujung utara Jalan Malioboro hingga simpang tiga Jalan Perwakilan, kericuhan tersebut juga menimbulkan dampak ekonomi karena pedagang kaki lima maupun pemilik toko tidak bisa membuka usaha mereka.

“Kami berupaya bergerak cepat untuk membersihkan Malioboro dari sisa-sisa aksi massa dan upaya pemulihan terus dilakukan,” katanya.

Untuk kerugian akibat kerusakan fasilitas umum, Heroe mengatakan, belum menghitung secara pasti karena masih terus dilakukan inventarisasi kerusakan.

Beberapa fasilitas yang rusak di antaranya wastafel tempat cuci tangan, tempat sampah, lampu, pagar, pot tanaman, kabel untuk siaran radio, bollard atau pembatas jalan dari marmer, dan jaringan CCTV.

“Saya kira, sebagian besar kerusakan adalah fasilitas di bawah UPT Malioboro. Kami akan segera perbaiki,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengatakan, mengerahkan 13 dump truck, dua mobil penyapu jalan, dan truk tangki untuk membantu membersihkan kawasan Malioboro dari sisa-sisa aksi massa.

“Kami dibantu masyarakat, dan komunitas untuk membersihkan Malioboro. Semua saling bergotong royong,” katanya.

Baca juga: Kawasan Malioboro Yogyakarta dibenahi usai unjuk rasa berujung rusuh
Baca juga: Khawatir tertular COVID, PKL lansia Malioboro diimbau tak jualan dulu


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020