Ia ingin berbicara langsung dengan rakyat Amerika di luar sana
Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memaksakan diri untuk melanjutkan berkampanye di Gedung Putih dan Florida, meskipun ia terkonfirmasi kena COVID-19 minggu lalu.

Trump pada Sabtu dijadwalkan menyampaikan pidato politik di hadapan para pendukungnya di Gedung Putih, dan di Florida dua hari kemudian.

Seorang pejabat di Gedung Putih mengatakan Trump akan menyapa massa dari atas balkon, hari ini, dan ia akan menyampaikan pidato bertema “hukum dan ketertiban”.

Narasumber lainnya mengatakan jumlah massa kurang lebih ratusan orang dan mereka wajib mengenakan masker.

Trump pada Senin (12/10) malam akan menggelar kampanye pertamanya sejak ia terkonfirmasi positif COVID-19, di Sanford, Florida, salah satu daerah yang krusial untuk pemilihan presiden 3 November 2020.

Kampanye itu dijadwalkan berlangsung di bandara. Namun, sejauh ini belum jelas apakah kegiatan itu akan digelar di hanggar dengan pintu terbuka, atau di luar ruangan.

Publik masih mempertanyakan kesehatan Presiden Trump dan apakah ia berisiko menularkan COVID-19 ke orang lain, mengingat Presiden telah mengumumkan dirinya positif kena penyakit menular itu pada 2 Oktober 2020.

Trump, saat diwawancarai oleh Fox News, mengatakan akan kembali menjalani tes COVID-19 pada Jumat (9/10).

Semenjak kena COVID-19, kegiatan kampanye Trump seperti bertemu pendukungnya dan pemberi donor pun terhambat. Sejauh ini, beberapa hasil survei jelang pemilihan presiden menunjukkan Trump masih tertinggal di belakang rivalnya, Joe Biden.

Para pendukung Trump yang menghadiri acara kampanye akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh, dan mereka dianjurkan memakai masker serta cairan pembersih tangan, kata tim kampanye calon petahana itu.

Juru Bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany, saat diwawancarai Fox News mengatakan, Presiden terus bekerja keras dan akan siap melanjutkan kampanye jika mendapatkan izin dokter.

“Ia ingin berbicara langsung dengan rakyat Amerika di luar sana,” kata McEnany.

Trump bersama pemerintahannya banyak menerima kritik dari publik terkait kebijakan menanggulangi pandemi. Trump juga menerima kritik karena pemerintah AS dinilai kurang aktif mendorong masyarakat pakai masker serta menjaga jarak di lingkungan Gedung Putih. Tidak hanya itu, Trump juga kena sorotan publik karena kurangnya transparansi informasi mengenai kesehatan Presiden setelah kena COVID-19.

Hasil survei terbaru dari Reuters/Ipsos menunjukkan rakyat AS mulai kehilangan kepercayaan terhadap Trump, khususnya terkait cara pemerintah menanggulangi krisis kesehatan selama pandemi.

Dokter yang bertugas di Gedung Putih, Sean Conley, lewat catatannya yang disiarkan Kamis mengatakan Trump telah menyelesaikan pengobatan COVID-19, kondisi presiden stabil sejak ia keluar dari rumah sakit militer Walter Reed, Senin (5/10). Tidak hanya itu, Conley memastikan Trump dapat melanjutkan kegiatannya bertemu masyarakat mulai hari ini.

“Ada beberapa pemeriksaan masih berlangsung yang tujuannya memastikan presiden tidak akan menularkan virus ke orang lain,” kata McEnany, seraya menambahkan Conley akan menyampaikan keterangan lebih rinci. “Ia (Trump, Red) tidak akan keluar jika ia masih berisiko menularkan virus,” kata dia.

McEnany merupakan salah satu orang di lingkar dekat Trump yang terkonfirmasi positif COVID-19. Tidak hanya McEnany, manajer kampanye Trump juga kena COVID-19 setelah Gedung Putih jadi klaster penyebaran baru di AS.

Dr Anthony Fauci, dokter senior badan penyakit menular AS, saat diwawancarai MSNBC, Kamis (8/10), mengatakan panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) menyebut seorang pasien positif masih berpotensi menularkan penyakit selama 10 hari sejak ia mulai menunjukkan gejala atau sejak dua kali terkonfirmasi negatif lewat pemeriksaan yang dilakukan dalam rentang waktu 24 jam.

Gedung Putih menolak memberi tahu kapan Trump terakhir kali terkonfirmasi negatif COVID-19.


Wawancara langsung

Trump dijadwalkan menghadiri wawancara direkam kamera bersama Fox News pada Jumat malam, menjadikannya wawancara pertama Presiden sejak positif COVID-19.

Fox News, lewat pernyataan tertulis, mengatakan Dr Marc Siegel akan menggelar pemeriksaan dan evaluasi kesehatan serta wawancara selama program berlangsung.

Biden terus berkampanye selama Trump kena COVID-19, dan ia dijadwalkan mengunjungi Las Vegas, Nevada, Jumat.

Biden, mantan Wakil Presiden, masih unggul dalam beberapa hasil survei, tetapi sejumlah negara bagian masih memiliki banyak suara ambang.

Trump saat diwawancarai Rush Limbaugh, seorang penyiar radio dari kubu konservatif, pada Jumat siang, mengatakan berusaha mendapatkan obat COVID-19 yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceuticals Inc dan Eli Lilly and Co.

Ia juga berusaha secepatnya mendapatkan izin pakai untuk obat tersebut, mengingat selama sakit, Trump diberikan obat antibodi monoklonal tersebut.

Trump mengatakan ia kemungkinan tidak akan cepat pulih jika tidak diberikan obat tersebut. Presiden menyampaikan dokternya memberi tahu dirinya: “Kondisimu bisa jauh lebih buruk“.

Tim kampanye Trump dan Biden pada Kamis (8/10) memiliki pendapat berbeda terkait sesi debat kedua yang dijadwalkan berlangsung minggu depan. Trump menarik diri dari debat 15 Oktober 2020, setelah komisi debat mengatakan acara itu akan digelar secara virtual karena alasan keselamatan dan kesehatan, apalagi Trump belum lama kena COVID-19.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020