Jakarta (ANTARA News) - Seorang sandera "dibunuh" di depan lobi Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk membuktikan keseriusan permintaan teroris untuk membebaskan komplotannya yang tertangkap dan dipenjara.

Demikian katalis dari latihan bersama Polri dan TNI dalam rangka penanggulangan teror tahun 2010 yang berskenario penyelamatan dan evakuasi sandera di, di BEJ, Jakarta Selatan.

Hari Sabtu umumnya hari libur untuk kegiatan perkantoran, namun masih ada segelintir orang yang berdatangan ke BEJ, walau memang mengenakan baju lebih santai dari biasanya busana karyawan dan karyawati. Dari pantauan ANTARA sejak pukul 8.00 WIB, terlihat mereka yang memasuki gedung BEJ tidak merasa aneh atau bingung dengan banyaknya persiapan simulasi anti-teror.

Kendaraan dari polisi, termasuk diantaranya ambulans dan jip yang menggandeng generator, berjejer di `drop off? BEJ atau depan gedung BEJ tempat untuk menaikkan atau menurunkan orang dari kendaraan bermotor. Di sekitar `drop off? tersebut juga didirikan posko taktis, untuk sebagai pos komando dan informasi.

Di atrium, berdiri tenda untuk tamu undangan melihat kelangsungan kegiatan, dengan layar TV layar tipis untuk melihat secara langsung kejadian penanggulangan teror dalam gedung BEJ. Tak jauh dari situ, terparkir Mobil Komunikasi Polisi (KOMMOB POL) sebelahan bunderan atrium, dengan mencoloknya menyiagakan parabola mobilnya ditambah parabola extra yang lebih besar dibelakang mobil tersebut. Banyak kabel tergeletak di sekitaran Mobil Komunikasi.

Ini bukanlah pemandangan pagi yang umum di BEJ tetapi orang-orang tetap memasuki gedung BEJ tanpa merasa aneh. Tentunya sosialisasi sudah dilakukan oleh pihak penyelenggara supaya tidak membuat panik.

Polisi mayoritas berkumpul di sekitar gerbang pintu masuk gedung BEJ, sedangkan wartawan berkumpul di gerbang pintu keluar. Banyak fotografer yang kecewa karena gedung tidak diperbolehkan masuk demi keselamatan dan kelancaran kegiatan.

Jalannya Acara

Acara bermula pada pukul 10.00 WIB, dimana tiga mobil teroris menerobos masuk atrium. Mereka kemudian berhamburan memasuki lobi gedung sambil melepas tembakan dari senjata otomatisnya secara beruntun, membuat kepanikan orang-orang di dalam. Suara teriakan sandera terdengar sampai keluar.

Dalam simulasi ini, suara rantai perintah dari `Handy Talky? kepolisian dikeluarkan oleh pengeras suara, supaya penonton bisa mengetahui secara jelas langkah rantai perintah yang sebenarnya. Disela-sela itu, suara tembakan teroris terdengar sesekali dari dalam.

Dalam hitungan menit, dari pihak polsek memblokir, kemudian disusul dengan membuat parameter, mengamankan lokasi lalu kepolisian mencoba berkomunikasi dengan teroris dan bernegosiasi. Selama negosiasi, pasukan Brimob mengambil posisi, dan mobil pengeras suara menghimbau warga sekitar untuk meninggalkan lokasi dan wartawan untuk tidak terlalu dekat karena diduha ada bom yang belum meledak.

Setelah 30 menit acara berjalan, warga mulai banyak berdatangan, memuaskan rasa penasarannya. Bahkan terlihat seorang asing yang datang mendekat sambil memotret acara tersebut.

Negosiasi tidak membuahkan hasil, teroris menembak mati seorang sandera di depan lobi untuk menunjukkan keseriusan untuk permintaan pembebasan anggota komplotannya yang tertangkap.

Pasukan Alpha dari Kepolisian Densus 88 dan pasukan Bravo dari KOSTRAD diturunkan. Mereka turun lengkap dengan kostum dan kendaraan tempur, diantaranya dua unit panser tipe Barracuda, panser tim Gegana, dan satu Jip dengan senjata penembus baja, datang ke lokasi tak lama setelah tensi penyanderaan meningkat. Kedatangan mereka disambut warga sekitar dengan difoto mereka dengan kamera atau melalui ponsel pribadi, sampai satpam gedung BEJ pun ikutan.

Pasukan langsung membuat gerakan taktis, dengan adanya tim pengalih dari belakang untuk mengecoh teroris dari tim utama yang menyerbu dari depan.

Bala bantuan datang menggunakan helicopter, dimana pasukan Densus 88 dengan helicopter kepolisian, sedangkan KOSTRAD dengan helicopter militer.

Selang beberapa menit, bantuan dari tim medis kepolisian datang untuk mengangkut korban luka. Setelah korban luka dibawa ke rumah sakit, datang tiga minibus, saat berhenti keluar pasuka brimob dalam kondisi siaga. Tak lama, sandera dievakuasi dengan metode grup kecil berisi 4-5 orang sandera yang dikawal oleh tim kecil densus mengantar ke bus tersebut, dan secara silih berganti sampai semua sandera sudah aman.

Setelah itu, pasukan mengamankan para anggota teroris, memasukkan meraka ke dalam panser Barracuda dan panser milik Gegana.

Dalam setengah jam pasukan penyerbu berhasil menggagalkan dan menangkap teroris. Pukul 11.00 WIB setelah pasukan penyerbu meninggalkan lokasi, pasukan gegana dan polisi satwa melakukan sterilisasi. Seperti pasukan penyerbu, mereka berbaris dahulu didepan mobil satuannya dengan peralatan yang dipegang, seakan memamerkan peralatan canggih yang mereka miliki. Tim Gegana pun sudah memperagakan seorang yang menggunakan `blast suit? atau pakaian anti-ledakan untuk penjinak bom.

Saat tim Gegana memasuki dan menyisir akan adanya bahaya bom, di luar sudah siap Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), Laboratorium Forensik (Labfor), Kedokteran Polisi (Dokpol) dan pemadam kebakaran.

Tim gegana meninggalkan lokasi setelah 20 menit menyisir lokasi, kemudian Dokpol memasuki TKP, disusul dengan Inafis dan Labfor untuk menyisir TKP untuk barang bukti. Lebih dari setengah jam mereka mengumpulkan bukti, lalu meninggalkan lokasi dengan kawalan dari Polantas.

Dari simulasi ini, ada lima korban dari pihak teroris dan akan dibawa diotopsi akan identitas jenazah. Informasinya bisa berguna untuk meringkus komplotan lainnya yang masih bersembunyi.

Acara berjalan selama dua jam, dan berjalan dengan sesuai jadwal. Blokir jalan dibuka kembali setelah simulasi berakhir yaitu pada pukul 12.00 WIB.

Latihan bersama ini ada di enam lokasi, yaitu Hotel Borobudur, BEJ, Bandara Soekarno-Hatta, Hotel Mercure, kapal tanker, dan oil rig. Berdasarkan jam dimulai latihan, kegiatan di BEJ berada di urutan kedua pada pukul 10 WIB, setelah Hotel Borobudur yang dilakukan pada pukul 8.00 WIB, dan sebelum Bandara Soekarno-Hatta yang dilakukan pada pukul 12.30 WIB.

Kegiatan ini banyak menarik perhatian pengunjung mal Pasific Place. Tidak sedikit pengunjung yang bertanya pada satpam atau karyawan Pasific Place. Namun, memang sudah ada sosialisasinya dari pihak pelaksana kepada manajemen Pasific Place ungkap pegawai `car call? Pasific Place Zul Fikar.

Tetapi anehnya, ketika ANTARA bertanya pada pegawai Coffee Bean yang tak mau disebut namanya, mengaku tidak mendapat pemberitahuan. Padahal kedai kopi itu berposisi paling strategis untuk menonton seluruh kegiatan itu. Untung tidak ada pengunjung atau pegawai yang panik.

(M-IFB/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010