Jakarta (ANTARA News) - Warga Jakarta padati Museum Sejarah Jakarta untuk menyaksikan pertunjukan seni Video Mapping 3 Dimensi di halaman museum yang terletak di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu.

"Video Mapping 3D ini merupakan tontonan yang menyajikan gambar bergerak dengan wadah berupa gedung Museum Sejarah Jakarta," ujar salah satu pembuat video Mapping 3D, Sakti Parantean dari Sembilan Matahari Film.

Dalam tayangan gambar bergerak tersebut, warga Jakarta dibuat kagum dengan lampu-lampu yang disorotkan tiga proyektor berkekuatan masing-masing 15.000 watt.

Video Mapping yang baru ditemukan 3 tahun lalu di Eropa ini, bercerita tentang suasana hutan rawa sebelum Belanda menjadikan kawasan Kota Tua sebagai pusat pemerintahan kolonial Hindia-Belanda.

Karya seni kolaborasi seniman multimedia terkemuka Inggris D-Fuse dan sineas muda Indonesia Sakti Parantean dan Adi Panuntun, serta fotografer Feri Latief, dan penulis Taqarrabie ini memukau penonton dengan menampilkan gambar seniman yang sedang mencoret-coret dinding dengan corak batik, sehingga tampaknya dinding museum bercorak batik.

Selain itu, penonton juga dibuat kagum dengan efek-efek lampu yang "eye catching" dan penari topeng Betawi, musisi rock, dan pesilat seolah-olah berloncatan di gedung itu.

Pertunjukan seni yang terselenggara berkat kerja sama Pemprov DKI Jakarta dengan British Council dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) merupakan pertunjukan pertama di Indonesia dan bertujuan untuk mengusung misi pemprov merevitalisasi Kawasan Kota Tua sebagai kawasan industri kreatif.

"Acara seperti ini sebaiknya harus sering dilakukan karena sangat menghibur untuk warga Jakarta, terlebih lagi gratis, jadi semua kalangan bisa menikmati," kata Miftah, warga Pancoran Jakarta Selatan yang datang karena ingin mengetahui tayangan tersebut.

Selain itu, pada kesempatan acara tersebut KADIN meluncurkan cindera mata khas Jakarta yang diberi label Jakarta Punya.

"Produk Jakarta Punya saat ini lebih fokus pada fesyen, seperti kaus, tas, tapi ada juga seperti mug, boneka, dengan harga mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 125.000," ujar Kepala Program produk Jakarta Punya, Fathya Harmidy.

Program tersebut menurut Ketua Umum KADIN, Eddy Kuntadi, bertujuan untuk memberikan identitas atau strategi pencitraan untuk kota Jakarta. (FAI/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010