Jakarta (ANTARA) - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Penembakan Intan Jaya terus menggali dan mendalami keterangan dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban untuk memperkuat data dan informasi.

Meski sebelumnya TGPF sempat mengalami gangguan dan penembakan pada Jumat (9/10) usai mendatangi tiga tempat kejadian perkara (TKP), namun tidak menyurutkan target pemeriksaan.

"Ini kami lakukan sampai malam, jadi target akan terus kami kejar hingga tercapai," kata Ketua TGPF Benny Mamoto dari Intan Jaya, Papua, dalam pernyataan tertulis, Minggu.

Baca juga: Mahfud bentuk TGPF ungkap penembakan di Intan Jaya

Pada hari ini, TGPF juga berhasil meyakinkan keluarga pendeta Yeremia Zanambani untuk melakukan autopsi dan menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) dari pihak kepolisian.

Sebelumnya pihak keluarga korban tidak mau menandatangani BAP dari pihak kepolisian, sementara autopsi akan dilakukan pada kesempatan lain.

Sejauh ini, tim di bawah pimpinan Benny Mamoto, Ketua TGPF yang juga Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu telah mendatangi lokasi TKP penembakan, pemakaman dan gereja, bertemu keluarga korban, serta sejumlah saksi lain di lapangan.

Tim telah meneliti TKP dan berdialog dengan keluarga dan warga yang bercerita di lokasi TKP.

Baca juga: Pemerintah tak libatkan Komnas HAM dalam TGPF Intan Jaya

Benny melanjutkan bahwa tugas TGPF mengumpulkan data lapangan untuk membuat terang peristiwa.

"Seluruh informasi yang kami peroleh akan kami analisa, akan kami evaluasi, kemudian akan kami laporkan kepada Bapak Menko Polhukam selaku penanggung jawab," katanya.

Selain itu, Benny juga memberikan apresiasi kepada TNI-Polri yang bertugas di daerah Intan Jaya, yang telah membantu keamanan tim.

Baca juga: Anggota TGPF Intan Jaya dan satu anggota TNI tertembak di Papua

"Memang berat sekali kondisi medan, kemudian keterbatasan transportasi-komunikasi, itu semua jadi kendala," kata Benny.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020