Banda Aceh (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri) Jendral Pol Bambang Hendarso Dahuri mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP) penyergapan kelompok jaringan teroris di Kecamatan Leupeung, Kabupaten Aceh Besar, Selasa.

Kapolri yang didampingi Bareskrim Komjen Pol Ito Sumardi, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Hambali Hanafiah dan Kapolda Aceh, Irjen Pol Aditya Warman, tiba di TKP pukul 11.00 WIB.

Setelah tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Kapolri bersama rombongan menggunakan helikopter menuju TKP yang berjarak 25 km arah barat Banda Aceh.

TKP yang menewaskan dua tersangka teroris (Jaja alias Enceng Kurnia dan Pura Sudarma) itu berada di jalan raya Banda Aceh-Calang, Kabupaten Aceh Jaya, sekitar 150 meter dari Mapolsek Leupueng.

Kapolri mendapat penjelasan kronologis saat kejadian penyergapan dan penghadangan kelompok teroris pada Jumat (12/3) dari Kapolda Aditya Warman.

Kapolda menjelaskan, pada saat itu sekitar pukul 10.00 WIB , polisi memperoleh informasi dari masyarakat tentang adanya sejumlah pria yang dicurigai dengan mengendarai bus umum L-300 dari Lambaro (Aceh Besar) menuju Calang.

Menyikapi informasi itu, menurut Kapolda kepada Kapolri, dilakukan penghadangan dan aparat dari Polsek Leupueng sudah siaga di jalan.

Anggota Polsek yang berjumlah 14 orang melakukan penyergapan yang dipimpin langsung Kapolseknya, Ipda Khairil Anwar. Empat orang melakukan pemberhentian, sedangkan 10 anggota lainnya siap siaga di Mapolsek.

Saat diturukan, dua orang mencoba melarikan diri, dan langsung ditembak oleh aparat dan kedua tersangka teroris tersebut tewas di tempat.

Kapolri Bambang memberi pujian atas keberhasilan anggota Polsek Leupueng yang telah menangkap 10 orang tersangka teroris.

Kapolri menegaskan, dua orang tersangka yang tewas termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO) karena merupakan orang yang cukup berbahaya.

Hingga sekarang, menurut Kapolri, diperkirakan masih ada 14 orang lagi di Aceh yang semua itu adalah DPO polisi di Pulau Jawa, dan mereka adalah jaringan teroris yang cukup berbahaya.

Bambang menyatakan, salah satu dari 14 orang tersebut adalah adik Jaja, yaitu Tono. Mereka adalah teroris dari jaringan Jamaah Islamiah.

Menurut Kapolri, Tono termasuk salah seorang tersangka teroris yang terlibat bom di Jakarta, dan juga menargetkan teror terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Mereka adalah DPO yang memiliki keahlian dalam melakukan aksi-aksi teror, katanya.

Rombongan Kapolri langsung kembali ke Banda Aceh dengan mengunakan transportasi darat.
(T.A042/A011/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010