Lebak (ANTARA News) - Jaja alias Pura Sudarma alias Yusuf Umar (47) tersangka teroris yang ditembak mati di Aceh Besar dimata warga Sajira Barat Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, ternyata seorang dermawan juga bersikap baik dan ramah.

"Saya sama sekali tidak menyangka Jaja sebagai pelaku teroris karena orangnya baik dan dermawan," kata Dade, Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat Desa Sajira Barat, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak.

Dade mengatakan, sekitar tahun 1990-an Jaja sering pulang kampung halaman untuk membantu masyarakat miskin juga pembangunan tempat ibadah seperti masjid dan musola.

Selain itu, juga melaksanakan bedah rumah bagi warga yang tidak mampu membangun rumah.

"Kegiatan sosial dilaksanakan saat pulang kampung karena dia memiliki perusahaan di Bandung," katanya.

Menurut dia, warga mengenal Jaja sebagai direktur CV Sajira Multi Karya yang bergerak di bidang jasa ekspedisi.

Perusahaan Jaja alias Pura Sudarma berpusat di Bandung dan memiliki perwakilan di Surabaya dan Jakarta.

Oleh karena itu, kata dia, warga tentu tidak menyangka Jaja terlibat dengan jaringan terorisme.

Bahkan, tersangka disebut-sebut sebagai pemimpin terorisme wilayah Banten.

"Saya mengenal Jaja itu orangnya baik dan dermawan," katanya.

Begitu pula Bambang Sencaki, sepupu Jaja mengaku dirinya sudah lama tidak mengetahui keberadaan saudaranya itu.

Biasanya, ujar dia, setiap tahun Jaja berkumpul bersama keluarga besar namun kini tidak pulang-pulang.

"Saya ketemu terakhir tahun 1994 lalu dan tidak mengetahui kegiatan dia di luar kampung halaman," katanya.

Dia menyebutkan, Jaja merupakan anak keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Muhamad Yusuf-Nuraeni dan kedua orangtuanya sudah meninggal dunia.

Sewaktu masih tinggal di kampung halaman, Jaja dikenal sebagai anak pandai, cerdas serta aktif di karang taruna juga hobbi main sepak bola.

Pendidikan Jaja terakhir hanya tamatan SMA di Provinsi Lampung dan SDN 1 Sajira serta SMPN 2 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

"Saya merasa kaget ketika mendengar Jaja sebagai tersangka terorisme," katanya.

Sementara itu, suasana kediaman Jaja di Desa Sajira Barat Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak tampak sepi dan hanya beberapa anggota keluarga yang menunggu rumah peninggalan orangtuanya.

"Keluarga masih menunggu kepastian tes DNA yang telah diambil darah untuk dicocokan dengan jenazah Jaja," kata Leni yang tidak lain adik Jaja alias Pura Sudarma. (Ant/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010