Jakarta (ANTARA) - CEO Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, menyumbang 100 juta dolar AS untuk mendukung infrastruktur pemilihan Amerika Serikat yang akan berlangsung pada November.

"Kami mendapat tanggapan yang jauh lebih besar dari yang kami harapkan dari para pejabat pemilu yang membutuhkan dana untuk infrastruktur pemungutan suara, jadi hari ini kami memberikan tambahan 100 juta dolar AS ke Center for Tech and Civic Life untuk memastikan setiap yurisdiksi yang membutuhkan dana untuk membantu orang yang memilih dengan aman bisa mendapatkannya," kata Zuckerberg, dikutip dari Reuters, Rabu.

"Sejauh ini, lebih dari 2.100 yurisdiksi pemilihan lokal telah mengajukan permohonan ke CTCL untuk mendapatkan dukungan," dia melanjutkan.

CTCL adalah lembaga nonprofit yang berbasis di Chicago yang, menurut situs webnya, "bekerja untuk mendorong demokrasi yang lebih terinformasi, serta membantu memodernisasi pemilu AS."

Pasangan ini sebelumnya menyumbang 300 juta dolar AS untuk membantu proses pemilihan AS menangani tantangan terkait pandemi COVID-19. Misalnya, dengan mendanai peralatan pemungutan suara dan alat pelindung diri bagi petugas pemungutan suara.

Zuckerberg juga membantah tuntutan hukum yang mencoba memblokir penggunaan dana.

"Sejak donasi awal kami, ada beberapa tuntutan hukum yang diajukan dalam upaya memblokir penggunaan dana ini, berdasarkan klaim bahwa organisasi yang menerima donasi memiliki agenda. Itu salah," kata dia.

Thomas More Society, kelompok hukum konservatif, dalam sebuah pernyataan menuding CTCL berusaha menjatuhkan Demokrat, mengatakan bahwa pengumuman Zuckerberg itu adalah "bukti lebih lanjut bahwa dana swasta dari miliarder tidak diizinkan untuk mendikte bagaimana negara bagian mengelola pemilu."

Donasi infrastruktur pemilu dari Zuckerberg dan Chan itu datang saat Facebook menghadapi pengawasan peraturan dari Washington dan tekanan dari anggota parlemen untuk melindungi diri dari informasi yang salah dan pelanggaran terkait pemilu lainnya di platformnya.

Baca juga: Akuisisi Instagram oleh Facebook diungkit lagi, berpotensi monopoli

Baca juga: Facebook gulirkan dana bantuan Rp12,5 miliar untuk UKM Indonesia

Baca juga: Facebook dan Twitter hapus unggahan Trump karena hoaks

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020