Cirebon (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadyah Prof Dr H Din Syamsudin menegaskan PBB harus membuat sanksi tegas kepada Israel yang telah mengabaikan resolusi PBB bahkan terus melancarkan tindakan kebiadaban dan jelas-jelas masuk pelanggarann HAM berat. "Sebuah organisasi seperti PBB harus berani memberikan sanksi kepada anggotanya yang jelas-jelas mengabaikan resolusi PBB, kalau perlu keanggotaannnya dibekukan sementara," kata Din usai menghadiri Milad Muhammadiyah ke-99 tingkat Kabupaten Cirebon di Pendopo Kabupaten Cirebon, Jabar, Minggu. Ia menilai, Israel dengan faham zionisnya menjadi ancaman bagi peradaban dunia karena mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan tidak menghargai kedaulatan negara lain. "Selama 22 hari agresi militer Israel tercatat lebih dari 1.000 penduduk Gaza tewas dimana sebagian besar adalah ibu dan anak-anak," kata Din yang menjadi Duta Perdamaian Dunia oleh sebuah LSM di Washington, Amerika Serikat. Ia mengungkapkan, sasaran militer Israel tidak hanya insfrastruktur Hamas, tetapi juga rumah sipil, Kantor PBB, rumah sakit, dan petugas kesehatan. "Harus ada sanksi yang keras supaya Israel tidak lagi mengulang perbutannya," katanya. Kerusakan yang dialami penduduk Gaza cukup parah dengan kerugian ditaksir lebih dari Rp50 Triliun. "Kalau media menulis kerugian Rp5 Triliun maka saya taksir bisa 10 kali lipat lebih besar karena masih ada 6.000 penduduk yang luka-luka dimana sebagian cacat seumur hidup, dan pemulihan trauma psikis dari anak-anak," katanya. Ia meminta kepada semua negara yang mayoritas penduduknya muslim untuk menggalang solidaritas bagi pemulihan infrastruktur di Gaza. "Perbatasan Gaza-Mesir dan Palestina-Yordania harus dibuka untuk mempermudah masuknya bantuan makanan dan obat-obatan, karena kalau tidak penduduk Gaza bisa mati kelaparan," katanya. Menurut Din, tidak bisa disalahkan pandangan bahwa agresi Israel mempunyai motif agama karena yang menjadi korban sebagain besar adalah muslim dan yang dijajah adalah tanah Palestina, tanah yang dianggap suci oleh umat Islam dan Kristen. "Kalau ada yang menganggap ini perang agama tidak bisa dipersalahkan karena aromanya perang agama," katanya. Ia menjelaskan, Palestina merupakan tempat Masjidil Aqsa, tanah suci kedua bagi umat Islam dan Batlehem yang ada di Palestina merupakan tempat suci umat Kristiani.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009