permintaannya bukan lagi akankah ada vaksin tapi kapan vaksin itu ada
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan penguatan triple helix dilakukan untuk memperlancar produksi Vaksin Merah Putih ke depan.

"Kita berupaya yang terbaik untuk melancarkan produksi Vaksin Merah Putih, kita mengedepankan triple helix," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam Forum Diskusi Denpasar 12 dengan topik Vaksin Merah Putih : Tantangan dan Harapan yang ditayangkan secara virtual, Jakarta, Rabu.

Triple helix merupakan sinergi antara akademisi, industri dan pemerintah sehingga diharapkan Vaksin Merah Putih tersebut dapat menjawab kebutuhan vaksin bagi bangsa Indonesia selain vaksin yang diperoleh dari luar.

Menristek Bambang mengatakan industri berperan penting termasuk untuk uji praklinik, uji klinik tahap 1, 2 dan 3, sampai pada produksi dan distribusi. Tentu distribusi nantinya akan langsung berhubungan dengan Kementerian Kesehatan.

Pemerintah berperan sebagai regulator untuk perizinan terutama perizinan di pabrik terkait cara pembuatan obat yang baik dan juga tentunya kebijakan pengembangan vaksin.

Baca juga: Eijkman: Progres Vaksin Merah Putih capai 55 persen

Baca juga: Pemberian vaksin anti-COVID-19 di Kota Bogor maju sekitar November


Dari pihak peneliti atau akademisi, tentunya diharapkan vaksin bisa dikembangkan dengan berbagai platform dan diperoleh hasil berupa bibit vaksin yang nantinya bisa disiapkan untuk pengembangan industri.

Menristek Bambang menuturkan kebutuhan vaksin sangat mendesak karena dengan vaksinasi, maka bisa menciptakan kekebalan populasi (herd immunity) sehingga bisa kembali dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada kondisi pandemi.

Dengan demikian, yang menjadi perhatian sekarang adalah mengejar kapan vaksin itu ada dan bisa digunakan oleh masyarakat dalam rangka mencegah atau mengurangi dampak pandemi COVID-19 yang cukup signifikan bagi perekonomian baik ekonomi global maupun ekonomi nasional.

Jika perekonomian terganggu dalam waktu lebih lama, maka yang dikhawatirkan kondisi akan menjadi jauh lebih parah.

"Karenanya memang harus ada solusi, jadi tidak heran kalau permintaannya bukan lagi akankah ada vaksin tapi kapan vaksin itu ada," tutur Menristek Bambang.

Untuk itu, pemerintah Indonesia terus membangun kemandirian bangsa untuk bisa menciptakan vaksin Merah putih dan bekerja sama dengan pihak luar untuk menyediakan vaksin COVID-19 di Indonesia.

Baca juga: Menristek: Vaksin Merah Putih untuk COVID-19 harus semanjur mungkin

Baca juga: Kemristek harapkan produksi massal vaksin Merah Putih di akhir 2021


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020