Kalau kita lihat skala budi daya Porang masih sifatnya individu, bukan usaha besar-besaran. Maka, kita harus bergerak lebih
Bandung (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan Pemprov Jabar saat ini mendorong budi daya tanaman umbi-umbian porang sebagai bagian dari upaya memperkuat sektor pertanian di tengah pandemi COVID-19.

"Porang (tanaman umbi-umbian) saat ini menjadi komoditas yang menjanjikan. Tidak hanya berpeluang menjadi komoditas ekspor, porang juga memiliki nilai jual tinggi. Dulu porang ini dianggap makanan ular, tapi sekarang sudah tidak. Bahkan sudah banyak kisah sukses petani porang," kata Setiawan Wangsaatmaja, Rabu.

Sekda Setiawan mengatakan kondisi itu menjadi peluang bagi Jabar untuk mengembangkan porang. Apalagi masih banyak lahan subur di Jabar yang dapat dimanfaatkan untuk menanam porang.

Baca juga: Diminati pasar ekspor, Mentan dorong budi daya tanaman porang

"Kalau kita lihat skala budi daya Porang masih sifatnya individu, bukan usaha besar-besaran. Maka, kita harus bergerak lebih," kata Setiawan.

Porang sendiri dikenal dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus Muelleri. Porang dapat digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, dan penjernih air.

"Kalau lihat khasiatnya, ini sangat banyak dan mungkin lebih dari ini. Kesempatan emas manfaatkan dengan baik. Harapannya (budi daya porang) bisa menyerap tenaga kerja," ujar Setiawan.

Baca juga: Mentan ajak petani dan eksportir manfaatkan peluang ekspor porang

Menurut dia, pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19. Ketika semua sektor terpukul pandemi, pertanian justru mengalami pertumbuhan.

"Salah satu sektor yang positif (pertumbuhannya) adalah usaha di sektor pertanian. Situasi ini harus cepat kita tangkap," kata Setiawan.

Baca juga: Mahasiswa UB buat pengering keripik porang berbasis telepon pintar

Baca juga: Sumsel siap kembangkan budidaya porang


 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020