Kami sehari mampu produksi sekitar 50 hingga 100 peti. Permintaan dan pengiriman tidak pernah ada hentinya setiap harinya. Kami hampir kewalahan
Tangerang (ANTARA) - Pengusaha furnitur di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Lie A Min dan Jimmy menjadi pembuat peti mati khusus korban pandemi COVID-19 dengan mengubah produksi setengah dari luas pabriknya.

Lie A Min, pemilik pabrik furnitur Funisia Perkasa di Tangerang, Kamis mengatakan, usaha membuat peti mati itu dilakukannya setelah dua anggota keluarganya meninggal dunia akibat COVID-19.

Karena kebutuhan peti mati meningkat akibat pandemi, dirinya bersama Jimmy sebagai event organizer kematian membuat usaha pembuatan peti mati. Perusahaan itu telah membuat sekitar 4.000 peti mati.

Ia mengungkapkan, peti mati COVID-19 mulai di produksi sejak Maret. Sejak itu, Lie A Min dan Jimmy berkomintmen hadir untuk membantu Indonesia dalam penanganan pandemi COVID-19.

Caranya dengan memproduksi peti mati dengan harga murah yakni mulai Rp1 jutaan dengan kualitas kayu terbaik.

"Kami membantu banyak RS di Indonesia tak terkecuali RSUD Kota Tangerang, dalam memenuhi ketersediaan peti mati," katanya.

Sementara itu, Jimmy mengungkapkan, hingga saat ini ia sudah memproduksi lebih dari 4.000 peti mati yang ia sebar ke berbagai wilayah di Indonesia mulai dari Jabodetabek hingga Merauke.

"Kami sehari mampu produksi sekitar 50 hingga 100 peti. Permintaan dan pengiriman tidak pernah ada hentinya setiap harinya. Kami hampir kewalahan," jelas Jimmy.

Jimmy pun mengungkapkan, tak sekadar melayani rumah sakit (RS) swasta, Pemda hingga berbagai yayasan, pabrik furnitur itu juga membuka donasi peti mati untuk mereka yang membutuhkan.

"Banyak donatur yang datang ke sini, memberikan sumbangannya untuk bantuan peti mati. Petugas kami yang akan kirim ke berbagai RS. Baik itu RS sesuai permintaan donatur atau RS yang lagi butuh saja," katanya.

Di tengah derasnya pesanan peti mati, Lie A Min dan Jimmy pun mengaku, tidak berharap pesanan peti mati terus meningkat.

"Kami tidak mau produksi peti mati ini tak kunjung berakhir. Tempat kami cari duit adalah furnitur. Kami ingin pandemi berakhir dan Indonesia cepat pulih," katanya.

Baca juga: Tekan COVID, Satgas BUMN sebarkan 45.000 masker ke pasar hingga halte

Baca juga: Mahasiswa diminta menjadi duta edukasi perubahan perilaku

 

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020