Setelah kami hitung, ada potensi peningkatan produksi padi hingga akhir tahun 2020 di Sumsel atau meningkat tipis 3,59 persen dibanding tahun lalu. Terdapat beberapa fenomena yang mendukung peningkatan tersebut.
Palembang (ANTARA) - Produksi padi Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan bisa mencapai 2,69 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2020 berdasarkan penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA).

“Setelah kami hitung, ada potensi peningkatan produksi padi hingga akhir tahun 2020 di Sumsel atau meningkat tipis 3,59 persen dibanding tahun lalu. Terdapat beberapa fenomena yang mendukung peningkatan tersebut,” kata Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih, Kamis.

Endang menjelaskan penghitungan angka potensi juga menggunakan produktivitas Survei Ubinan Subround III 2019.

Baca juga: BPS prediksi produksi beras meningkat, capai 31,63 juta ton tahun ini

Ia memaparkan kondisi iklim di mana kemarau yang relatif panjang pada tahun lalu membuat masa tanam mundur ke akhir 2019, sehingga terjadi musim panen pada Maret 2020.

Kemudian, kata dia, ada pula program peningkatan indeks pertanaman (IP) melalui penyaluran benih bersertifikat untuk lahan seluas 23.500 Hektare (Ha).

“Pemerintah juga melaksanakan program sapras pertanian, mulai dari perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, serta pengadaan embung pertanian,” katanya.

Baca juga: Kejar produksi, Mentan panen dan tanam padi di Lampung Tengah

Menurut Endang potensi peningkatan produksi juga dibarengi dengan potensi peningkatan luas panen sepanjang tahun 2020. BPS menghitung terjadi peningkatan luas panen sebesar 2,21 persen dari semula 539.320 Ha menjadi 551.240 Ha.

Endang mengatakan produksi padi banyak disokong oleh Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Meski berpotensi meningkat, namun pihaknya juga memotret bahwa terjadi penurunan produksi jika dihitung realisasi sepanjang Januari – September 2020.

“Penurunan itu terjadi baik untuk produksi padi, beras, maupun luas panen. Namun memang sifatnya adalah angka sementara,” katanya.

Apalagi, kata dia, ada fenomena terjadinya 103 bencana alam di Sumsel hingga September 2020, seperti banjir, banjir bandang, puting beliung, dan tanah longsor karena pengaruh musim hujan.

“Paling banyak terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, OKU Selatan, Muara Enim, dan Ogan Komering Ulu,” kata Endang.
 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020