Kuala Kapuas ((ANTARA News) - Wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) saksikan acara adat Laluhan, salah satu tradisi masyarakat Dayak Ngaju yang saat ini masih dilestarikan.

"Tradisi Laluhan sangat menarik bagi saya," kata Harrin, salah satu wisatawan asing dari Negara Australia yang berkunjung ke Kapuas untuk melihat tradisi tersebut, di Kuala Kapuas, Sabtu.

Tradisi Laluhan dapat menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Kabupaten Kapuas sehingga dapat mendongkrak pendapatan asli daerah, katanya dalam bahasa Inggris.

Harrin juga berjanji akan ikut mempromosikan tradisi ini kepada warga Australia yang ada di negaranya agar mau berkunjung untuk menyaksikan tradisi yang hanya dapat dilihat setahun sekali ini.

Tidak saja wisatawan asing yang terkesan dengan tradisi tersebut, sejumlah warga datang dari berbagai daerah termasuk Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang menyaksikan kegiatan tersebut juga terkesan.

Acara Laluhan tahun ini terlihat berbeda dengan tahun sebelumnya karena selain menggunakan batang Suli, tumbuhan yang hidup di pinggiran sungai mirip seperti batang Lengkuas, tradisi ini juga menggunakan siraman air yang disemprotkan dari alat yang tebuat dari batang bambu kecil.

Sementara itu, tokoh adat Dayak Nngaju, Angie Rohan mengatakan Laluhan berasal dari kata Laluh yang artinya pemberian.

Laluh diantar dengan menggunakan rakit atau angkutan air lainnya yang dimaksud sebagai ungkapan rasa kebersamaan atau gotong royong untuk mengurangi beban keluarga yang menyelenggarakan upacara Tiwah dan dibayar pada saat pemberian menyelenggarakan Tiwah tersebut.

Laluhan terbagi dalam tiga jenis yakni Laluhan pada upacara Tiwah, Laluhan pada upacara penyambutan kemenangan, pada waktu pulang dalam kemenangan berperang melawan musuh serta Laluhan sebagai tradisi suku Dayak menyambut kemenangan melawan beribu-ribu macam penyakit yang menimpa masyarakat kampung dan kota.(ANT/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010