Menurut seorang warga Komplek Galih Pawarti, Sani Ahong (23) di Bandung, Sabtu, jalan raya di titik setelah Jembatan Citarum yang pertama di Jalan Raya Bojongsoang menuju Baleendah terendam air setinggi paha orang dewasa. "Motor saya terendam namun karena tidak ada lagi jalan pulang maka mau tidak mau memaksakan diri," ujarnya.
Ia mengungkapkan, sepanjang lebih dari separuh hidupnya tinggal di Baleendah jalan itu tidak pernah banjir sehingga banjir yang terjadi Sabtu ini sangat mengejutkan warga setempat.
Ahong menjelaskan pada beberapa waktu lalu banjir hanya merendam pemukiman warga namun kali ini air menerjang jalan raya yang sudah ditinggikan hingga setinggi paha orang dewasa. "Saya tidak mengerti kenapa bisa seperti ini," tuturnya.
Kemacetan kendaraan juga tidak dapat dihindari karena setelah ditutupnya Jalan Raya Dayeuhkolot yang kini terisolasi, Jalan Bojongsoang sebenarnya menjadi alternatif dan sekarang justru ikut terendam banjir.
Ketua LSM Tatar Ukur Kabupaten Bandung, Dadang Rusdiana yang sedang memantau banjir menjelaskan curah hujan yang terjadi sepanjang Sabtu ini sangat tinggi. "Saat saya sedang berada di Kertasari air sudah masuk ke rumah padahal daerah tersebut lebih tinggi dari Baleendah sehingga dapat dipastikan banjir akan terjadi kembali," katanya.
"Namun ternyata wilayah banjir menjadi meluas bahkan tinggi permukaan air di Jalan Raya Bojongsoang di luar perkiraan, ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Mantan Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung ini.
Dadang menjelaskan penyebab meluasnya banjir akibat curah hujan yang sangat tinggi dan juga pengaruh kondisi di hulu Citarum yang memprihatinkan.
Wilayah Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang merupakan daerah banjir setiap tahun karena terletak di bantaran Sungai Citarum dengan posisi yang berada tepat di cekungan Bandung.(ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
