Kenyataannya adalah kita sekarang melihat penyebaran pandemi yang cukup aktif di seluruh Eropa dan menyebar lagi di Amerika Utara, dan itu berpotensi akan membebani pemulihan permintaan minyak
New York (ANTARA) - Harga minyak turun tipis pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan kekhawatiran bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Amerika Serikat dan Eropa akan terus menyeret permintaan di dua wilayah konsumen bahan bakar terbesar di dunia itu, di sisi lain pasokan cenderung terus meningkat.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember terpangkas 23 sen menjadi menetap di 42,93 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun tipis delapan sen menjadi ditutup pada 40,88 dolar AS per barel.

Harga minyak Brent naik 0,2 persen untuk minggu ini, sementara Harga minyak WTI WTI meningkat 0,7 persen.

OPEC+, kelompok Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu termasuk Rusia, khawatir gelombang kedua pandemi yang berkepanjangan dan lonjakan produksi Libya dapat mendorong pasar minyak menjadi surplus tahun depan, menurut dokumen rahasia yang dilihat oleh Reuters, prospek yang jauh lebih suram dibandingkan sebulan yang lalu.

Baca juga: Harga emas amblas 2,5 dolar, saat harapan stimulus AS memudar

“Kenyataannya adalah kita sekarang melihat penyebaran pandemi yang cukup aktif di seluruh Eropa dan menyebar lagi di Amerika Utara, dan itu berpotensi akan membebani pemulihan permintaan minyak,” kata Kepala Penelitian Komoditas National Bank of Australia, Lachlan Shaw.

Beberapa negara Eropa menghidupkan kembali jam malam dan penguncian untuk melawan lonjakan kasus baru virus corona, dengan Inggris memberlakukan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat di London pada Jumat (16/10/2020).

Lebih dari 39 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan secara global dengan kematian melebihi 1,1 juta pada Jumat sore (16/10/2020), menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Saham Spanyol ditutup "rebound," Indeks IBEX 35 terkerek 0,48 persen


Sebuah Panel para pejabat dari OPEC+, yang disebut Komite Teknis Bersama, membahas skenario terburuk mereka selama pertemuan bulanan virtual pada Kamis (15/10/2020). Itu melibatkan cadangan komersial dari konsumen utama dunia yang tetap lebih tinggi daripada rata-rata lima tahun pada 2021, bukannya jatuh di bawah angka itu.

Komite Pemantau Bersama Kementerian (JMMC) kelompok itu, akan mempertimbangkan prospek saat bertemu pada Senin (19/10/2020). JMMC dapat membuat rekomendasi kebijakan.

Baca juga: Saham Jerman berbalik naik tajam, Indeks DAX 30 terangkat 1,62 persen

Baca juga: Saham Prancis melambung, Indeks CAC 40 melonjak 2,03 persen


"Kami memperkirakan pada pertemuan Senin (19/10/2020) beberapa kata yang kuat tentang kompensasi untuk ketidakpatuhan (anggota)," kata Analis Pasar Minyak Senior Rystad Energy, Paola Rodriguez-Masiu. “Apa yang semua orang bertanya-tanya adalah apakah akan ada tindakan terhadap yang tertinggal kali ini atau apakah tindakannya akan tetap pada tingkat verbal.”

OPEC+ diatur untuk mengurangi pemotongan pasokan saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) sebesar dua juta barel per hari pada Januari.

Di Amerika Serikat, pengebor mulai menambahkan rig minyak sejak menguranginya ke level terendah 15 tahun pada Agustus. Minggu ini, mereka menambahkan rig minyak paling banyak dalam seminggu sejak Januari, meningkatkan jumlahnya 12 rig menjadi 205 rig, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.

Baca juga: Saham Inggris bangkit dari kerugian, Indeks FTSE 100 naik 1,49 persen
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020