Jakarta (ANTARA) - Proses digitalisasi aksara Jawa melalui Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) sudah mencapai 80 persen sehingga aksara daerah itu nantinya bisa digunakan sebagai nama domain internet.

“Dalam balasan yang kami terima dari ICANN, saat ini progres digitalisasi aksara Jawa sudah mencapai 80 persen, dan masuk dalam tahap peninjauan stabilitas DNS (Domain Name System) yang kita punya,” kata Ketua Pengelola Domain Internet Indonesia (PANDI), Yudho Giri Sucahyo, dalam pernyataan pers, Senin.

Dengan program “Merajut Nusantara: Melalui Digitalisasi Aksara” yang dijalankan PANDI, menurut Yudho, PANDI bertekad menjadikan seluruh aksara daerah di Indonesia yang masih bisa terlacak jejaknya untuk dijadikan alternatif nama domain internet atau dalam istilah spesifiknya adalah IDN - ccTLD (Internationalized Domain Name - country code Top Level Domain).

Baca juga: Pandi, BKKBN, dan BPP AKU prakarsai pameran UMKM daring

Baca juga: PANDI optimistis domain ".id" makin banyak


Untuk IDN - ccTLD aksara Jawa, Yudho memprediksi bahwa prosesnya akan rampung pada akhir tahun ini, dan berencana menggelar selebrasi yang akan diselenggarakan di Keraton, Yogyakarta. “Jika tidak ada hambatan, semoga aksara Jawa sudah menjadi salah satu alternatif ccTLD pada Desember ini, dan kami bekerja sama dengan pihak keraton untuk menggelar acara selebrasi terkait hal ini.”

Dalam rangka meningkatkan literasi aksara daerah, saat ini PANDI bersama pegiat aksara Jawa dan Sunda sudah menggelar lomba pembuatan website dengan konten aksara daerah tersebut, adapun pemenangnya akan diumumkan akhir tahun.

“Selain Jawa dan Sunda, minggu depan menyusul lomba pembuatan website dengan konten aksara Bali, sebuah kerja sama antara PANDI dan FIB Universitas Udayana. Kemudian pada bulan depan akan dimulai lomba aksara Lontara, sebuah kerja sama antara PANDI dan Yayasan Lontara Nusantara,” katanya.

Yudho menambahkan bahwa upaya digitalisasi aksara daerah lainnya akan segera menyusul untuk didaftarkan. “Ada sekitar 2 atau 3 aksara yang akan didaftarkan, yaitu Sunda, Lontara menyusul Bali, disusul aksara Rejang, Pegon, Kawi dan lainnya pada tahun-tahun berikutnya.”

PANDI juga bersyukur karena programnya itu didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika juga Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Upaya digitalisasi aksara daerah di Indonesia yang merupakan warisan leluhur bangsa tidak luput dari peran PANDI yang secara aktif bersama pegiat aksara daerah mengawal proses digitalisasi aksara-aksara daerah hingga sampai pada saat ini.

Baca juga: PANDI sambut baik komunitas bantu digitalisasi aksara nusantara

Baca juga: PANDI kolaborasi dengan PPI dalam Program Merajut Nusantara

Baca juga: PANDI luncurkan "marketplace" nama domain

Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020