Jakarta (ANTARA) - Pakistan telah memutuskan untuk mencabut larangan aplikasi media sosial populer TikTok, setelah perusahaan tersebut berjanji untuk memblokir semua akun yang terlibat dalam menyebarkan konten "cabul dan amoral," menurut otoritas telekomunikasi negara tersebut.

Langkah itu dilakukan sekitar 10 hari setelah Pakistan memblokir TikTok karena gagal memblokir konten "tidak bermoral dan tidak senonoh".

"TikTok telah setuju untuk memoderasi akun sesuai dengan hukum setempat," kata juru bicara Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA), menambahkan bahwa aplikasi tersebut memiliki sekitar 20 juta pengguna aktif bulanan di negara itu, dikutip dari Reuters, Selasa.

Baca juga: Pakistan blokir TikTok karena konten "tidak senonoh"

Baca juga: Pemerintah AS ajukan banding soal blokir TikTok


TikTok adalah aplikasi ketiga yang paling banyak diunduh di Pakistan selama 12 bulan terakhir, setelah WhatsApp dan Facebook, menurut perusahaan analitik SensorTower.

PTA mengatakan terbuka untuk berdiskusi dengan TikTok jika perusahaan bersedia memoderasi konten yang melanggar hukum.

TikTok, milik ByteDance yang berbasis di China, menjadi sangat populer dalam waktu singkat, dengan mendorong pengguna muda untuk mengunggah video singkat. Namun aplikasi tersebut mengalami kontroversi di sejumlah negara, di mana pihak berwenang khawatir soal privasi dan keamanan karena hubungannya dengan China.

TikTok membantah bahwa hubungannya dengan China menimbulkan masalah keamanan di negara lain.

Pada bulan Juni, TikTok juga diblokir di India - pasar pengguna terbesar TikTok -- dengan alasan masalah keamanan nasional di tengah ketegangan perbatasan dengan China.

Baca juga: TikTok tegaskan server terpisah dari ByteDance

Baca juga: Snapchat hadirkan fitur mirip TikTok, Sounds

Baca juga: Perangi misinformasi, TikTok bermitra dengan ahli cek fakta

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020