Medan (ANTARA News) - Saksi hidup, Khairil Asri (10) warga Desa Tembung, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, masih trauma melihat temannya M Zakaria (13), pelajar SMP PGRI yang dimangsa ular besar saat mandi di Sungai Tembung, Kamis pekan lalu (18/3).

"Sampai saat ini saya masih terus terbayang dengan peristiwa ular besar yang memangsa Zakaria. Pengalaman menyedihkan itu sulit untuk dilupakan," ungkap Khairil, pelajar SD klas VI, kepada ANTARA di Tembung, Kamis.

Zakaria adalah putra Jamaludin, penarik becak warga Desa Sei Rotan, Kabupaten Deli Serdang, sekitar 15 km arah barat Kota Medan.

Korban meninggal di lokasi kejadian, karena badannya remuk, kepala dan kaki mengalami luka serius digigit ular piton yang panjangnya sekitar 7 meter.

Ular besar itu akhirnya melepaskan belitannya ke Zakaria, karena warga menombak kepala dan badan ular itu menggunakan bambu runcing.

Khairil mengatakan, bila membayangkan peristiwa yang sangat menyedihkan itu, dia tidak bisa tidur dan keluar rumah atau pergi sekolah.

"Ya, begitulah yang saya alami selama satu minggu ini, pikiran saya juga tidak bisa tenang ketika membayangkan tubuh Zakaria nyaris ditelan ular besar itu," tuturnya.

Khairil menyaksikan langsung Zakaria dililit ular besar itu dan juga saat ular itu membanting-bantingkan tubuh korban di Sungai Tembung sehingga lemas dan akhirnya meninggal.

"Zakaria masih sempat merintih minta tolong. Tapi apa daya saya," katanya seraya menyebutkan dirinya masih kecil dan ngeri melihat ular yang memerkan taringnya yang besar dan tajam.

Khairil hanya bisa berteriak memberitahu paman temannya, Juhri Sihombing. Seterusnya, Juhri bersama beberapa warga yang hendak shalat magrib menolong korban dan memukuli serta menombak kepala ular dengan bambu runcing.

Piton pemangsa pelajar SMP PGRI Tembung itu hingga kini masih dicari dan diduga bersembunyi dalam saluran pembuangan air.(*)

M034/S015/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010