Kudus (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, hadirkan pelayanan cepat dengan menargetkan dalam waktu lima menit pasien tertangani dengan baik, menyusul diluncurkannya slogan front liner leading service five minute, Jumat.

Peluncuran slogan pelayanan pertama dalam waktu lima menit langsung tertangani bagi setiap pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Loekmono Hadi, dihadiri Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo.

"Kami berharap, komitmen menghadirkan pelayanan yang berkualitas tidak hanya sebatas seremonial dengan diluncurkannya slogan Layanan pertama dalam waktu lima menit, kemudian setelahnya tidak ada perubahan. Jangan sampai demikian, harus benar-benar direalisasikan," kata Plt Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Jumat.

Apalagi, lanjut dia, rumah sakit pemerintah selama ini dikenal dengan kualitas pelayanannya yang masih kalah dengan rumah sakit swasta.

Baca juga: Laboratorium COVID-19 RSUD Kudus mampu periksa 400 spesimen swab

Baca juga: 14 pasien COVID-19 di RSUD Kudus meminta pulang paksa


Beberapa warga luar kota yang ditemui ketika di RSUD Loekmono Hadi Kudus, katanya, memang memberikan penilaian baik terhadap pelayanan di RSUD Kudus.

"Jika hal itu benar, maka harus ditingkatkan dengan adanya slogan pelayanan dalam waktu lima menit bisa diselesaikan. Jangan sampai setelah diluncurkan, justru muncul komplain soal kualitas pelayannnya," ujarnya.

Ia berharap pola pikir para petugas medis yang ada di RSUD Kudus harus diubah, berikan pelayanan terbaik dengan diniati beribadah melayani masyarakat dengan sepenuh hati.

Kalaupun ada pengunjung yang kebingungan, maka petugas yang mengetahui harus cepat-cepat mendatanginya untuk menawarkan bantuan, bukannya menunggu didatangi pengunjung baru menawarkan bantuan.

Untuk memaksimalkan pelayanan tersebut, kata dia, sumber daya manusia (SDM) yang ada perlu ditambah agar lebih optimal dalam mendukung slogan tersebut.

Sementara itu, Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar mengakui mengubah perilaku petugas medis untuk bersikap ramah, murah senyum, dan sopan memang bukan pekerjaan mudah.

"Tetapi, kami tidak akan menyerah dengan kondisi tersebut. Hadirnya 'slogan front liner leading service five minute akan menjadi tantangan untuk dibuktikan bahwa kami juga bisa meningkatkan kualitas layanan menjadi lebih baik," ujarnya.

Untuk mengubah perilaku petugas, kata dia, memang perlu ada upaya paksa, salah satunya melalui program penilaian kinerja karena kualitas pelayanan setiap pegawai akan termonitor dan berpengaruh terhadap tunjangannya.

Ia mengungkapkan dengan adanya slogan tersebut maka ketika ada pasien suspek COVID-19, maka dalam waktu kurang dari 30 menit harus sudah menjalani tes usap tenggorokan (swab).

Kalaupun gejalanya masih umum, maka kurang dari satu jam harus selesai rontgen dan tes laboratorium untuk memastikan apakah gejalanya mengarah COVID-19 atau tidak.

"Ketika pelayanan cepat bisa dihadirkan, maka ketika ada warga yang meninggal setelah masuk rumah sakit bisa langsung diketahui bahwa yang bersangkutan terpapar COVID-19 atau tidak," ujarnya.

Hal itu, dipastikan bisa meredam kecemasan warga yang selama ini mencurigai rumah sakit terkait dengan pemakaman anggota keluarganya yang meninggal di rumah sakit dengan protokol COVID-19, sedangkan hasilnya belum keluar.

Dengan pelayanan cepat, dia optimistis, keluarga pasien yang meninggal tidak perlu menunggu lama sudah mengetahui hasil usapan (swab) terkonfirmasi positif atau tidak karena kemampuan menguji sampel usap Laboratorium Biomolekuler RSUD Kudus sehari bisa mencapai 400-an sampel.

"Misal, pagi sekitar pukul 07.00 WIB spesimen diterima, maka sekitar pukul 12.00 WIB sudah bisa diketahui hasilnya," ujarnya.*

Baca juga: Enam petugas kesehatan RSUD Loekmono Hadi Kudus jalani karantina

Baca juga: Pasien berstatus PDP meninggal di RSUD Kudus negatif COVID-19

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020