Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menilai industri halal berperan cukup signifikan atas performa positif neraca perdagangan Indonesia.

"Industri halal memiliki peran yang cukup signifikan atas performa positif neraca perdagangan Indonesia," ujar Mendag dalam seminar daring di Jakarta, Sabtu.

Menurut Agus, sebagai ilustrasi pihaknya ingin memberikan contoh dengan mencuplik performa ekspor Indonesia ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) periode Januari-Juli 2020.

Seperti yang telah diketahui sebagian besar negara-negara OKI mayoritas penduduknya beragama Islam yang memiliki tuntutan standar compliance atas jaminan produk halal yang cukup tinggi. Secara ukuran pasar, negara-negara OKI merupakan pasar yang luar biasa terdiri dari 57 negara dengan total populasi Muslim sebesar 1,86 miliar jiwa.

"Mengacu data tersebut kinerja perdagangan Indonesia dengan negara-negara OKI menunjukkan performa yang cukup baik. Indonesia mampu mencatat surplus 2,2 miliar dolar AS di mana mampu membukukan ekspor ke negara-negara OKI sebesar 10,94 miliar dolar AS," kata Mendag.

Produk pertanian memiliki kontribusi tertinggi bagi ekspor Indonesia ke negara-negara OKI sebesar 2,6 miliar dolar AS atau sekitar 25 persen dari total ekspor Indonesia ke pasar tersebut.

"Kinerja ekspor Indonesia ke negara-negara Muslim periode Januari-Juli 2020 yang baik tidak bisa dilepaskan dari peran produsen produk halal Indonesia, khususnya untuk produk makanan, komestik dan obat-obatan. Ketiga produk ini berkontribusi total senilai 515,79 juta dolar AS," ujar Mendag.

Dalam paparannya, Mendag menyampaikan bahwa Ekspor periode Jan-Jul 2020 untuk makanan tercatat sebesar 454,16 juta dolar AS atau meningkat 11,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 407,81 juta dolar AS.

Sedangkan ekspor periode Jan-Jul 2020 untuk obat-obatan tercatat sebesar 31,31 juta dolar AS atau meningkat 12,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 27,87 juta dolar AS. Namun ekspor periode Jan-Jul 2020 untuk kosmetik tercatat sebesar 30,32 juta dolar AS atau menurun 8,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 33,01 juta dolar AS.

"Walaupun performa neraca perdagangan Indonesia di negara-negara OKI sudah positif, Indonesia belum terlihat berperan maksimal sebagai kiblat produk halal dunia khususnya bagi makanan, kosmetik dan obat-obatan," kata Agus Suparmanto.

Menurut Mendag, pangsa pasar ekspor bagi ketiga produk Indonesia ke negara-negara OKI masih jauh berada di bawah negara-negara non-Muslim, seperti Brazil, Perancis, Amerika Serikat dan Jerman.

Brazil merupakan eksportir terbesar produk makanan ke negar OKI dengan pangsa 10,51 persen diikuti Thailand 8,15 persen, Turki 5,76 persen, India 5,5 persen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) 4,97 persen sementara Indonesia di urutan ke 20 dengan pangsa 1,86 persen. Untuk kosmetik, Perancis eksportir terbesar dengan pangsa 17,38 persen, Amerika Serikat 7,57 persen, Jerman 7,05 persen, Italia 5,5 persen, RRT 5,08 persen dan Indonesia di urutan ke 23 1,41 persen.

Ekspor Produk obat-obatan dikuasai oleh Jerman 13,84 persen kemudian Perancis 13,58 persen, Swiss 9,47 persen, India 7,86 persen, Amerika Serikat 6,93 persen, sementara Indonesia di urutan ke 48 dengan pangsa 0,12 persen.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020