Dimungkinkan akan ada kenaikan jumlah pengunjung
Yogyakarta (ANTARA) - Pasar Beringharjo, Yogyakarta, akan memperketat penerapan protokol kesehatan saat libur panjang akhir Oktober bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai upaya untuk mengantisipasi potensi penularan COVID-19 di pasar tradisional itu.

“Dimungkinkan akan ada kenaikan jumlah pengunjung. Makanya, protokol kesehatan harus dipastikan diterapkan secara ketat. Memang sedikit repot, tetapi ini untuk kepentingan bersama, saling melindungi,” kata Kepala Bidang Pengembangan Penataan dan Pendapatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Gunawan Nugroho Utomo di Yogyakarta, Minggu.

Selain memastikan alur dan arah berjalan konsumen agar tidak saling berpapasan, pengunjung yang datang ke Pasar Beringharjo Yogyakarta juga akan ditempel stiker saat masuk.

Stiker akan diberikan kepada pengunjung apabila dari hasil pengecekan suhu menunjukkan suhu tubuh normal atau tidak sedang demam. Pengecekan suhu tubuh dilakukan di pintu masuk.

Penerapan stiker tidak hanya dilakukan untuk konsumen di Pasar Beringharjo saja tetapi juga untuk konsumen di Pasar Kranggan.

Sedangkan untuk suplier, tetap diberlakukan ketentuan membawa surat kesehatan dari daerah asal. “Kebijakan ini masih terus berjalan sampai sekarang,” katanya.

Selain itu, lanjut Gunawan, akan dilakukan penambahan personel keamanan di Pasar Beringharjo yang didatangkan dari pasar tradisional lain. “Ada personel tambahan untuk mendukung karena saat ini hanya ada sembilan personel keamanan tiap shif di Pasar Beringharjo,” katanya.

Dinas Perindustrian dan dan Perdagangan juga akan mengusulkan ke Satpol PP Kota Yogyakarta untuk meminta tambahan personel Satpol PP maupun linmas untuk diperbantukan di pasar tradisional.

“Jika memungkinkan akan kami usulkan untuk meminta tambahan personel dari Satpol PP karena memang jumlah personel keamanan di pasar terbatas,” katanya.

Saat ini, lanjut Gunawan, kondisi sejumlah pasar tradisional di Kota Yogyakarta sudah kembali pulih termasuk di Beringharjo sisi barat yang sempat mengalami pukulan cukup berat di awal masa pandemi COVID-19 pada Maret dan April.

Di awal pandemi, banyak pedagang fesyen dan cenderamata di Beringharjo Barat memilih menutup kiosnya, namun dalam beberapa bulan terakhir berangsur-angsur mulai pulih. “Pada akhir pekan, kondisinya sudah mulai cukup ramai. Makanya, satu-satunya upaya adalah dengan menerapkan protokol kesehatan supaya tidak kembali muncul kasus COVID-19 di pasar tradisioanl,” katanya.

Sampai saat ini, Gunawan menyebut jika paguyuban pedagang pasar tradisional juga tetap rutin melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri didukung oleh penyemprotan disinfektan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan satu pekan sekali supaya hasilnya maskimal.

“Kebutuhan peralatan penyemprot disinfektan dipenuhi secara mandiri oleh pedagang dan ada pula bantuan dari BPBD Kota Yogyakarta, kampus atau dari LSM,” katanya.

#satgascovid19 #pakaimasker #jagajarak #hidupsehat 

Baca juga: Presiden Jokowi bersama keluarga borong batik di Pasar Beringharjo
Baca juga: Pasar tradisional di Yogyakarta berpotensi buka hingga malam


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020