perkembangan yang pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan asetnya yang mencapai Rp1.003,6 triliun per akhir September 2020 atau 12,3 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp893,59 triliun.

"Pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid telah mendukung pertumbuhan total aset BCA hingga menembus level seribu triliun,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Jahja menuturkan aset yang meningkat tersebut ditopang oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) selama sembilan bulan pertama tahun ini yang mencapai Rp780,7 triliun atau tumbuh 14,3 persen (yoy).

Kemudian dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang baik selama sembilan bulan pertama 2020 yaitu secara total CASA (current account and saving account) atau dana murah tumbuh 16,1 persen (yoy) mencapai Rp596,6 triliun.

Untuk current account atau tabungan giro sebesar Rp205,42 triliun yaitu naik 14,3 persen (yoy), sedangkan saving account atau tabungan sebesar Rp391,13 triliun yaitu naik 17,1 persen (yoy).

Jahja menjelaskan franchise perbankan transaksi BCA yang didukung oleh besarnya jumlah nasabah dan pengembangan berbagai layanan digital telah mendorong kontribusi CASA sebagai dana inti Bank.

“CASA memberikan kontribusi sebesar 76,4 persen dari total dana pihak ketiga,” ujarnya.

Ia melanjutkan, BCA memproses sekitar 33 juta transaksi per hari selama sembilan bulan pertama tahun ini atau meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kami terus melihat perkembangan yang pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking,” tegasnya.

Baca juga: BCA bukukan laba bersih Rp20 triliun hingga kuartal III 2020
Baca juga: Bos BCA akui "open banking" jadi tantangan yang tak mudah
Baca juga: BCA proses pengajuan restrukturisasi kredit Rp107,9 triliun

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020