Kuala Lumpur (ANTARA News) - Tim Polri mulai mendalami laporan penembakan tiga TKI di Malaysia. Selama ini terdapat dua versi laporan yang diterima KBRI, yakni dari kepolisian Malaysia dan kawan-kawan TKI yang ditembak mati polisi Malaysia.

"Tim Polri sudah datang di Kuala Lumpur. Kami sudah diambil keterangan di KBRI. Mereka juga sudah mendatangi tempat tinggal kami di Damansara. Kini bersama-sama melihat tiga jenazah TKI di rumah sakit Tanjung Karang, Selangor," kata Gazali, salah seorang TKI yang menjadi saksi, di Kuala Lumpur, Minggu.

Kedatangan tim Polri merupakan janji Dubes RI Da`i Bachtiar untuk mendalami laporan mengenai penembakan tiga TKI asal Sampang, Madura.

Sebelumnya, Dubes Da`i Bachtiar mengatakan telah menerima laporan mengenai penembakan mati tiga TKI di Kuala Selangor dari kepolisian Malaysia, Rabu (31/3). Laporan itu sama dengan berita-berita yang disiarkan media cetak Malaysia.

Menurut media cetak Malaysia, Rabu (17/3), dengan mengutip Kepala polisi Selangor Khalid Abu Bakar, polisi Malaysia telah menembak mati tiga WNI di kawasan Danau Kota Putri, Kuala Selangor.

Ketiga TKI itu ditembak Selasa, dinihari sekitar jam 3.30 waktu setempat dan dituduh merupakan anggota "Geng Gondol" yang dituduh terlibat dalam perampokan 19 rumah di Malaysia.

Ketiga TKI asal Sampang, Madura yang ditembak mati itu bernama Musdi, Abd Sanu dan Muhlis.

Menurut polisi Malaysia, mobil sedan Proton Waja yang dinaiki Musdi, Abd Sanu dan Muhlis menabrak mobil polisi. Setelah menabrak, ketiga TKI itu melarikan mobil dengan cepat tapi naas menabrak sebuah pohon di kawasan danau Kota Putri.

Ketiga penumpang (TKI) itu keluar dari mobil, seorang membawa senjata api rakitan sendiri dan dua lainnya membawa parang menyerang polisi. "Polisi kemudian melepaskan enam tembakan untuk mempertahankan diri dan ketiganya meninggal di tempat," kata Khalid.

Menurut polisi, ketiga penumpang mobil itu merupakan anggota "Geng Gondol" yang terlibat dalam 19 kasus perampokan rumah, termasuk rumah senator Wira Syed Al Habshee dan sebuah rumah di Saujana Golf Resort, Subang yang menimbulkan kerugian 600.000 ringgit (RP1,7 miliar)

Mayat ketiga TKI itu kemudian dibawa ke RS Tanjung Karang, Selangor, untuk diautopsi.

Versi TKI
Sementara itu, beberapa TKI yang datang ke KBRI dan memberikan laporan yang berbeda. Menurut salah seorang TKI, Gazali, sekumpulan orang mengaku polisi mendatangai flat para pekerja Indonesia, Senin (15/3) malam. Datang dengan dua mobil, satu mobil polisi dan satu mobil pribadi.

Mereka mengaku mencari orang yang diduga anggota "Geng Gondol" yang terlibat 19 perampokan. Polisi kemudian membawa enam TKI, di antaranya Musdi, Abd Sanu dan Muhlis.

Alangkah kagetnya, pada hari Rabu (17/3), para TKI yang menjadi teman kerja dan tinggal di Damansara membaca berita ketiga temannya telah ditembak mati polisi Malaysia di danau Kota Putri Selangor, seusai mobilnya menabrak pohon.

"Kami tahu ketiga kawan itu orang baik-baik. Mereka tidak bisa bawa mobil, apalagi memiliki mobil. Mereka dibawa orang-orang yang mengaku polisi kok tiba-tiba ceritanya seperti itu. Mereka hanya buruh bangunan spesialis pembuat enternit," kata Gazali.

Gazali dan dua kawan nya telah membuat laporan polisi di kepolisian Damansara.

Mereka mengatakan bahwa tiga TKI yang ditembak itu telah diambil polisi Malaysia dengan baik-baik. Mereka mau memberikan laporan berdasarkan apa yang mereka lihat dan alami.

Gazali dan dua kawannya memberikan laporan ke KBRI sekaligus minta perlindungan.

Dubes Da`i Bachtiar menjanjikan akan melindungi para TKI yang menjadi saksi dan memberikan laporan berbeda dengan polisi Malaysia. "Kami juga akan mendalami laporan kedua-duanya dengan mengundang tim Polri," katanya beberapa hari lalu.
(A029/S023)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010