Jakarta (ANTARA News) - Dari tiga nama calon Ketua Umum Partai Demokrat (PD) yang sudah mencuat ke publik, yakni Marzuki Alie, Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng, dua nama mendapat penilaian kuat diantaranya Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum, kata pengamat politik Alfan Alfian.

"Keduanya dinilai lebih kapabel dang mengakar di internal PD karena kapasitas dan posisi politik yang mereka miliki saat ini. Sebaliknya, terhadap Andi lebih resisten," kata Alfan Alfian kepada wartawan di Jakarta, Minggu.

Menurut Alfan, Anas lebih mengakar di internal PD dan baik Anas dan Marzuki mempunyai "track record" yang baik dalam mengurus partai. Sementara Andi Malarangeng dinilai hanya punya kedekatan ke "atas", tapi tidak mengakar ke "grass root".

Padahal, jika bicara kedekatan ke atas (lingkaran dalam SBY -Red), Marzuki dan Anas pun mempunyainya. Ditambah, keduanya juga dekat ke "grass root" karena mereka intens melakukan komunikasi ke pengurus-pengurus DPD.

"Apalagi, katanya secara politik keduanya juga kuat. Anas sebagai ketua bidang politik dan Marzuki Alie sebagai mantan sekjen partai serta Ketua DPR RI. "Dengan fakta tersebut, peluang Marzuki dan Anas lebih terbuka," kata Alfan.

Bagaimana dengan restu SBY yang tetap menjadi determinan dalam proses pemilihan ketua umum PD? Terlebih, Andi Malarangeng seolah sudah mendapatkan restu tersebut karena keberadaan Ibas di kubu Andi.

Menurut Alfan, hal itu bukan faktor signifikan. Karena jika SBY secara verbal menunjukkan dukungannya terhadap salah satu calon, akan dapat melahirkan "blunder" politik di internal PD.

"Kongres ini semestinya menjadi momen penting untuk Partai Demokrat. Karena inilah saatnya Demokrat melakukan transformasi dari partai figur menjadi partai sistem. Dan jika itu tidak terjadi, di mana yang akan menjadi ketua umum partai adalah bukan pilihan kader tapi restu dari 'atas', akan membuat Partai Demokrat sebagai partai yang tidak demokratis dan bisa ditinggalkan konstituennya,"ujarnya.

Sementara, menurut pengamat politik UI Bonie Hargens peluang Andi Malarangeng dinilainya kecil. Karena Andi melahirkan tingkat resistensi yang tinggi di internal Demokrat.

"Dia (Andi Malarangeng, Red) jelas tidak bisa mewarisi ideologi politik SBY dan kelompoknya karena dia bukan militer dan bukan Jawa. Selama ini Andi hanya menjadi juru bicara presiden, dan tidak pernah mengurus Partai Demokrat secara serius," ulas Bonie.

Sedangkan Anas, lanjut Bonie, memiliki skill politik yang baik, diterima di basis dan memiliki jaringan kultural. Meskipun secara usia Anas masih muda. "Kalau Marzuki, sudah pasti memiliki kematangan politik. Terbukti dengan posisinya saat ini, sebagai sekjen partai dan ketua DPR RI. Itu modal yang kuat. Bisa jadi, Marzuki muncul sebagai jalan tengah," ungkap Bonie.

Karena saat ini, lanjut Bonie, Partai Demokrat membutuhkan figur calon ketua umum yang memiliki visi dan misi brilian ke depan, di tengah kondisi krisis dan terpaan 'badai politik' yang mengarah ke Demokrat. "Sehingga tidak bisa hanya bermodalkan popularitas. Harus yang visioner. Dan saya yakin, peluang itu ada di Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum," jelas Bonie.
(Ant/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010