Jakarta (ANTARA) - Berawal dari mencari kesibukan saat pandemi, nama Putri Samboda mencuri perhatian warganet dengan desain aksesoris dan busana daur ulang yang diunggah melalui laman Instagram pribadinya @putrisamboda.

Gadis kelahiran 10 Januari ini mengatakan pertama kali melakukan daur ulang bekas produk makanan pada tahun 2018. Dia menjadikan kaleng biskut Khong Guan sebagai tas dengan aksen rantai untuk talinya.

"Itu pas lagi heboh jokes Khong Guan di Indonesia. Aku iseng aja cari merchandise nya, ternyata enggak ada, ya udah aku bikin sendiri tasnya. Tapi sebenernya kalau recycle aku udah tertarik dari SD, cuma baru intense akhir-akhir ini aja," ujar Putri saat dihubungi ANTARA pada Rabu.

Baca juga: Kiat label fesyen lokal tarik minat pembeli saat pandemi

Baca juga: Mendorong batik jadi identitas industri fesyen Indonesia


Produk fesyen daur ulang karya Putri Samboda (ANTARA/Instagram @putrisamboda)

Putri mengatakan banyak menyimpan bungkus bekas produk makanan, daripada dibuang lebih baik digunakan kembali menjadi sesuatu yang bisa dipakai. Putri sendiri tidak memiliki latar belakang sekolah mode sehingga baik dari sisi desain dan proses menjahit semua dilakukannya sendiri secara manual.

"Aku enggak ada background desain/fesyen jadi proses pembuatan enggak pakai sketch, aku ngarang-ngarang sendiri aja, dijahit sendiri bahkan kebanyakan hand sewn, karena beli mesin jahit baru akhir-akhir ini aja," kata Putri.

Beberapa pakaian dan aksesoris yang sudah dibuat oleh Putri di antaranya sepatu dengan ornamen bungkus permen White Rabbit dan kertas Mc Donalds, celana pendek dari bungkus Indomie Goreng, setelan dari karung terigu Segitiga Biru hingga tank top dari bungkus SamYang.
 

Produk fesyen daur ulang karya Putri Samboda (ANTARA/Instagram @putrisamboda)

Gadis yang tinggal di Washington DC, Amerika Serikat ini, mengatakan tidak terlalu memilih motif apa yang ingin digunakan untuk membuat busana upcycle. Dia hanya menggunakan apa yang tersedia di rumah dan sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

"Iya biasanya tergantung bahan materialnya, lebarnya, dan berapa bungkus yang ada. Misalnya kemarin aku ada sisa bahan Indomie mau dijadiin masker, terus aku iseng-iseng laminating, ternyata malah jadi terlalu kaku, akhirnya aku jadiin tas sesuai size material yang ada," kata mahasiswi di salah satu universitas DC itu.

Hasil daur ulang yang dilakukan oleh Putri menarik minat banyak orang, tak sedikit juga yang ingin membeli karyanya. Namun dia menegaskan tidak akan menjual karyanya, bahkan hal tersebut juga ditulis pada keterangan profil Instagram-nya.

Produk fesyen daur ulang karya Putri Samboda (ANTARA/Instagram @putrisamboda)
Menurut Putri, membuat benda-benda daur ulang hanyalah sebuah hobi bukan untuk sesuatu yang dijual-belikan. Meski demikian dia berterima kasih pada orang-orang yang sudah berusaha untuk membeli karyanya.

"Upcycle is a way to express my ideas aja. Aku juga ragu kalau ngejual karena takut dicontek orang. Sebenernya aku seneng bikin-bikin upcycle gini karena aku enggak suka dikembarin bajunya," kata Putri.

Produk fesyen daur ulang karya Putri Samboda (ANTARA/Instagram @putrisamboda)

Karya Putri tak hanya mencuri perhatian warganet, tapi juga media dari luar negeri. Namun, dia merasa aneh jika disebut sebagai desainer atau seniman lantaran tidak memiliki latar belakang fesyen.

"Soalnya aku enggak ada background design, semua otodidak. Belajar jahit juga cuma lihat YouTube tutorial doang tapi aku seneng sih ternyata banyak yang suka sama yang aku bikin. Dan ternyata banyak media luar juga yang appreciate, padahal kan my creations mostly revolve around jokes receh Indo," ujar Putri.


Baca juga: Sektor busana muslim potensial berkontribusi pada ekonomi Indonesia

Baca juga: 10 desainer IKRA unjuk gigi di Mercedes-Benz Russia Fashion Week 2020

Baca juga: Neolboseo, "brand" fashion lokal untuk perempuan bertubuh besar


Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020