hasil pemeriksaan dikira botol kemasan berisi air mineral ternyata bensin
Jakarta (ANTARA) - Terpantau kamera CCTV seorang wanita masuk ke dalam Komplek Gedung Balai Kota Jakarta serta mengancam akan membakar gedung-gedung yang berada di dalam komplek tersebut.

Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan kejadian yang ramai di media sosial itu terjadi di kompleks kantor Gubernur Anies Baswedan pada Selasa (27/10) pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Balai Kota didatangi petugas ambulans sampaikan tuntutan pada Anies

"Wanita itu menyelinap masuk melalui Blok G Balai Kota Jakarta, wanita itu biasa saat dilakukan pemeriksaan X-Ray, saat itu petugas hanya melihat botol mineral yang ada isinya, kami pikir itu adalah air mineral, kemudian dia naik ke lantai 12 tempat Biro Perekonomian," kata Budi.

Setelah diperiksa tas yang dibawa wanita itu dengan alat deteksi metal, wanita tersebut meminta kepada petugas setempat guna bertemu dengan Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan alasan mengecek surat. Namun mereka menganggap wanita tersebut tidak waras.

Baca juga: Sejumlah peserta aksi massa pingsan di Balai Kota Jakarta

"Katanya mau mengecek surat. Kami menduga ibu ini juga tidak waras, karena suratnya juga surat aneh, bahasanya juga tidak beraturan. Kami juga melihat bahasa itu kurang baik. (Struktur kalimatnya) tidak bagus. Itu memang bahasa asal dan tidak jelas surat apa," ucap Budi.

Bahkan, kata dia, salah satu isi surat tersebut berisi permintaan uang pada Bank DKI Jakarta karena dia memiliki uang di sana.

"Dia menyatakan mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI, terus karena dia mewakili Polsek-Polsek. Seperti itu, jadi ngaco. Terus dia bilang dia jadi pemimpinnya dan Rhoma Irama jadi wakilnya, bahasanya tidak jelas. Jadi bahasanya ngaco," ucapnya.

Baca juga: Tiga kendaraan di Balai Kota Jakarta rusak dilempari massa

Karena wanita tersebut tidak diizinkan untuk berjalan lebih jauh, akhirnya dia memaksa dan berteriak-teriak, hingga akhirnya petugas harus meminta pertolongan dari pasukan bantuan operasional TNI-Polri.

"Anggota TNI-Polri dan Pamdal naik ke atas karena dia memaksa mau ketemu, akhirnya teriak. Wanita itu teriak-teriak, saya akan bakar gedung itu, dia teriak seperti itu. Akhirnya kita geledah tasnya, ternyata di tasnya itu ada bensin dan kayak karton. Akhirnya kami amankan lah bensinnya," tutur dia.

Setelah itu, Budi menyebut pihaknya akhirnya menghubungi pihak kepolisian terdekat yang akhirnya ditanggapi oleh Pos Polisi Gambir yang langsung mengirimkan petugasnya setelah mendengar bahwa wanita itu mengancam melakukan pengrusakan aset pemerintah serta telah mencemarkan nama baik.

Meski menduga wanita tersebut mengidap gangguan jiwa, Budi mengaku mereka tetap berjaga-jaga dengan meminta kepolisian mengamankan wanita itu berikut barang buktinya.

Terkait kejadian teresebut hingga satu perempuan pembawa bahan berbahaya bisa lolos dari pemeriksaan, Budi mengatakan pihaknya telah menjalankan pemeriksaan pengunjung sesuai prosedur tetap (protap) yang ada seperti mengecek barang bawaan pengunjung memakai mesin sinar X (x-ray).

Bahkan saat pandemi virus corona atau COVID-19, pihaknya meningkatkan keamanan pengunjung memakai alat pengecek suhu tubuh memakai perangkat komputer dengan pengunjung yang memiliki suhu tubuh di atas 36,5 derajat celcius dilarang masuk ke dalam gedung.

"Hanya memang kemarin karena kami lihat yang dibawa perempuan itu dalam botol 1,5 liter itu sebagai air mineral, maka kami menduga itu hanya sebatas air, namun ternyata bensin. Kemarin kami nggak periksa lagi tasnya, tapi ke depan kami akan periksa dalamnya," ujar Budi.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020